5 Tips Sukses Berkarier Sebagai Penulis Tanpa Privilege
Kamu ingin berkarier sebagai penulis?
Tapi sayangnya tidak mempunyai privilege sama sekali?
Selamat, karena sebentar lagi kamu akan mendapatkan
solusi dan menganggukkan kepala seraya berkata, “ternyata aku juga bisa menjadi penulis sukses, loh!”
Tapi sebelum sampai di tujuan itu, sebenarnya apa sih makna privilege yang sering diagung-agungkan banyak orang itu?
SETIAP ORANG MEMPUNYAI PRIVILEGE
Mempunyai privilage
atau keistimewaan dalam diri memang akan memberikan akses dan kemudahan dalam
meraih suatu pencapaian tertentu, betul?
Namun, seringkali hak tersebut tidak menjamin
keberhasilan jika tidak diimbangi dengan usaha yang maksimal.
Kata privilage
seolah adalah segalanya, sehingga orang-orang yang tidak memilikinya, bisa
dibilang biasa-biasa saja, dan bahkan dinilai akan lebih sulit mewujudkan
impiannya.
Padahal, kenyatannya setiap orang mempunyai privilage nya sendiri sesuai dengan apa
yang didefinisikan.
Misalnya ketika seorang berhasil menyelesaikan
perkuliahan, maka privilage dia
adalah pasti karena tinggal di keluarga yang kaya raya sehingga mudah membayar
biaya kuliah yang tidak sedikit.
Atau seseorang yang langsung dapat kerja tanpa ribet
proses administrasi, karena keluarganya yang memiliki perusahaan atau bahkan ada
kerapa yang bekerja di tempat tersebut.
Memang, sah-sah saja jika itu yang terjadi akhir-akhir
ini. Karena faktanya memang demikian, kan?
Tapi jangan buru-buru menyimpulkan, berarti kamu yang
harus berusaha lebih keras, kemudian membandingkan proses nya dengan
orang-orang tersebut sangat jauh beda, kamu merasa mereka lebih mudah
mendapatkan apa yang diinginkan. Sedangkan hasilmu masih di situ-situ saja.
Tidak, itu tidak perlu kamu lakukan.
Karena pada akhirnya privilage
itu bisa kamu ciptakan sendiri, sesuai definisi yang memang kamu bisa
mencapainya, dan memang sudah pasti kamu memilikinya namun jarang menjadi
fokusmu.
Kok, jadi bahas privilege mereka, kapan menjadi
penulisnya?
Tenang, sebentar lagi kamu akan mengetahuinya!
PRIVILEGE TIDAK SELALU HAL BESAR
Nyatanya privilage
tidak selalu tentang hal-hal besar. Sekarang coba kamu pertimbangkan dan
renungkan kembali, sekarang sudah tahun 2024.
Sebenarnya, privilage
itu semua orang pasti mempunyai. Gak percaya, coba simak beberapa pertanyaan
berikut sebagai evaluasi diri sendiri!
Jawab dalam hati, ya! (Ya atau Tidak)
Kamu punya akses internet untuk bertanya di forum online, kan?
Kamu punya perangkat canggih seperti laptop, atau minimal
smartphone yang saat ini kamu gunakan
untuk akses internet, kan?
Kamu lulus sekolah, kuliah, atau setidaknya pernah
belajar di pendidikan formal, kan?
Kamu juga punya IQ yang di atas rata-rata Indonesia 87,
kan?
Ya, itu semua juga sebuah privilege, kawan!
Mungkin sudah banyak yang menyadari karena memanfaatkan
tiap hal dengan maksimal, namun ada juga yang masih terjebak kalau seseorang
itu bisa berhasil dan menjadi hebat karena memang sudah mempunyai bekal atau
modal dari orangtuanya, atau kehebatannya sejak kecil.
Padahal tidak selalu begitu, termasuk ketika kamu ingin
mulai berkarir sebagai penulis!
Mungkin, pemateri ingin mengklarifikasi pada judul, bukan tidak mempunyai privilege, tapi belum memaksimalkan privilege yang dimilikinya.
Misalnya seperti kamu, yang bahkan masih ragu dan takut mencoba. Padahal
kamu sudah sejauh ini untuk berusaha dan meluangkan waktu, itu bukti kamu itu
mempunyai privilege dalam berusaha.
Gak semua orang mau effort membaca informasi seperti ini, bahkan harus meluangkan waktu untuk membacanya sepanjang ini.
MENGAPA SESEORANG SELALU MERASA TERTINGGAL?
Jadi sebenarnya yang jadi pertanyaan untuk diri sendiri
itu adalah, apa yang menyebabkan seseorang merasa tertinggal dan tidak sanggup
berkompetisi karena mengandalkan privilage?
Ya, jawabannya adalah pemikiran atau penilaian tentang
dirinya sendiri yang mengaku tidak punya privilege
sejak awal.
Bahkan, sudah mencemaskan hasil akhirnya padahal belum
melakukan apa-apa. Padahal kamu itu sebenarnya bisa, hanya ketakutan sejak
awal, atau memang kurang mendapatkan dukungan di lingkungan sekitar!
Entah mungkin pemikiran tersebut adalah sebagai alasan
atau pembenaran mengapa kamu belum sesukses dan seberhasil yang sebenarnya
bisa-bisa saja tercapai itu semuanya, bahkan kamu itu jauh lebih hebat dari apa
yang ada di pikiranmu sendiri.
Memang benar, untuk bisa memperbaiki diri, harus mau
mengakui dulu kalau diri kamu yang sekarang itu salah dan tentu ada yang harus
dievaluasi.
Kamu terlalu membatasi diri sendiri seolah kamu tidak
berhak mencapainya. Misal dalam hal ini sebagai penulis. Kamu sudah mendeskripsikan
dirimu yang mengaku tidak punya privilege,
tidak seberuntung orang lain, yang pada akhirnya itu membuatmu terjebak di
jebakan yang sudah dibuat sendiri.
Nah, sudah bahas penulis, nih!
Karena, kamu sudah mengatakan dan membayangkan bahwa
diri kamu sendiri tidak bisa, sehingga mau mencoba melangkah untuk memulai pun,
rasanya akan sangat-sangat susah dan tidak bisa. Ini semua hanya tentang mindset!
SEMUA HANYA TENTANG MINDSET
Kamu pasti pernah mendengar, kan? Ada seseorang yang mengatakan kalau. "Sukses itu hanya perihal mindset.”Sederhana, memang banyak yang mempertanyakan terkait
bagaimana bisa hanya mengubah mindset
membuat seseorang sukses?
Tapi pada akhirnya memang benar, ketika mindset sudah salah, seseorang yang
sebenarnya mempunyai potensi besar, bisa jadi terlalu berlebihan memberikan
batasan kepada dirinya sendiri dengan pemikirannya tersebut.
Oke, pembukaannya terlalu panjang, kita lanjutkan ke
poin utama.
Lantas, kalau ditanya apakah profesi penulis ini pantas
untuk seseorang yang bahkan tidak punya privilage
sama sekali?
Ralat, maksudnya belum mengakui dan memaksimalkan
privilege yang dimilikinya?
Maka jawabannya adalah, bisa asalkan mau mengusahakan dan memanfaatkan terlebih
dahulu apapun yang bisa dimanfaatkan, dikerjakan, dan ditekuni!
MENJADI PENULIS MEMBUTUHKAN PROSES
Belajarlah semaksimal mungkin yang kamu bisa, kamu tahu pekerjaan itu pantas ketika sudah mulai bekerja dan mencobanya. Sampai pada akhirnya kamu akan mengakui bahwa kamu itu berhasil, terlepas dari latar belakang kamu sebelumnya.Oke, artikel kali ini akan membahas 5 hal yang bisa kamu
lakukan jika memang benar-benar ingin menekuni dunia tulis menulis dengan
harapan bisa sukses berkarir di kepenulisan tersebut.
Yang bahkan kamu di awal merasa, tidak punya privilege untuk jadi penulis. Tapi
sekarang tentu kamu sudah lebih yakin. Minimal setidaknya jika artikel ini
selesai, ada hal-hal luar biasa yang bisa kamu ceritakan dan maksimalkan.
Lantas, kamu akan mengatakan bahwa dari sebuah tulisan
itu mampu mengubah segala sesuatu yang awalnya biasa saja menjadi luar biasa.
Siap?
BERKARIER SEBAGAI PENULIS TANPA PRIVILEGE
01 | Fokus pada kelebihan
Sebenarnya ini sudah sedikit disinggung pada pembukaan
tadi. Jadi memang sangat penting untuk diri kamu sendiri untuk meyakinkan,
bahwa privilage itu tak harus hal-hal
hebat.
Manfaatkan fasilitas yang kamu punya hari ini itu sudah
luar biasa dan akan sangat mempunyai peluang yang sama.
Kalau belum punya laptop, pakai android dulu.
Misal belum mampu beli android yang bagus, tidak perlu
gengsi untuk membeli yang bekas atau second
dulu asal masih layak dipakai dan berfungsi dengan baik.
Pada akhirnya, seseorang justru dapat berkembang
terkadang harus dipaksa karena tuntutan keadaan, kan?
Misal belum mempunyai teman atau dukungan dari keluarga
karena kamu tidak sefrekuensi dengan visi mereka. Ya, gapapa kamu masih boleh
menulis diam-diam terlebih dahulu.
Tidak semua harus diceritakan, kok!
Bahkan kamu bisa menjemput privilage seperti relasi luas itu ketika sudah berusaha mencoba mengikuti
event atau komunitas. Misalnya
seperti bergabung di acara Komunitas Ufuk Literasi.
Kenapa aku bisa menulis ini?
Karena aku memulai menulis menggunakan buku biasa, lalu
aku beli android bekas seharga 150 ribu saja.
Aku juga menulis diam-diam, bahkan keluarga mulai
mengetahui setelah aku menerbitkan beberapa buku.
Faktanya seperti itu, dan memang harus yakin.
Coba saja jika aku mengeluh dan pasrah dengan keadaan, mungkin belum tentu tulisan ini akan ada dan mengenal kalian masih menjadi angan-angan saja.
02 | Mengenali minat dan
bakat
Oke lanjut, tentunya selain fokus pada kelebihan kamu
juga harus mau mengenali apa yang seharusnya ditekuni.
Tidak mungkin kamu memaksakan diri, tetapi tidak ada
minat di suatu bidang tersebut.
Misalnya perihal kepenulisan, ini sangat membutuhkan
konsisten dan kemauan yang tidak semua bertahan sampai berhasil.
Ketika kamu tahu minat dan bakat sudah benar-benar
sesuai, maka tinggal fokus dan cari tahu kamu mau menulis jenis tulisan apa.
Ada banyak yang bisa kamu pilih, misalnya untuk di awal
bisa saja pilih mana yang paling membuatmu nyaman.
Jika sudah, kamu harus selalu punya alasan mengapa harus
konsisten dan menulis jenis tulisan yang telah dipilih.
Kamu harus memiliki alasan kenapa bisa bahagia menekuni
kepenulisan, bahkan untuk awal-awal tidak langsung dapat feedback yang sesuai.
Realistis saja, semua ingin menghasilkan uang, tapi jangan lupa ekspektasi nya harus sesuai dengan usahanya.
03 | Tingkatkan keterampilan menulis
Simple banget, tapi tidak semua
orang bisa dan mau. Bahkan termasuk ketika membangun komunitas Ufuk Literasi
dan mengadakan banyak event di
dalamnya, banyak yang skip dan enggan
bergabung.
Padahal, ketika ditanya ingin berkarier dan menghasilkan
dari menulis, pasti antusias menjawab, mau!
Tapi ketika diberikan penawaran dan kesempatan, hanya
sedikit saja yang mau mencobanya. Kamu tim yang mana, nih?
Mungkin alasannya karena berbayar atau apa. Nah, ini memang
sengaja dibuat seperti ini supaya yang mendaftar benar-benar serius, bukan hanya
ikut-ikutan.
Semoga kamu semua bisa memaksimalkan apa yang telah
dilakukan. Jadi, kalau kamu sudah berusaha untuk effort mendaftar di setiap kegiatan kepenulisan, kamu sudah satu
langkah lebih maju dan berani daripada orang-orang lain di luar sana yang punya
rentetan impian, tapi enggan mengusahakan.
Jadi benar, kalau sudah merasa tidak mempunyai privilage yang bisa diandalkan, kamu
harus ekstra untuk mencari peluang itu.
Jangan hanya ditunggu, kadang sudah menunggu itu juga
kamu enggan mencobanya, kan?
Ikuti yang sekiranya kamu yakin untuk event, lomba, komunitas, dan acara-acara penunjang skill lainnya.
04 | Terus belajar dan berprogres
Kunci utama dalam sukses di kepenulisan itu memang harus
banyak membaca dan menulis.
Bukan rahasia lagi, kan?
Bahkan di event-event
manapun pasti yang digencarkan adalah membaca atau menulisnya. Karena
memang realitanya begitu, kalau kamu masih malas melakukan kedua hal itu tapi tetap
memaksa menjadi penulis, skip dulu!
Iya-iya sekarang tinggal pesan saja tulisan di ghost writer kalau punya banyak uang,
terus mengakui tulisan itu sebagai karya kamu.
Tapi tidak recommended,
karena pada akhirnya kamu tidak akan puas dan bangga. Lebih baik karyamu
sendiri dan belum maksimal, daripada tulisan bagus tapi hasil karya orang lain
yang kamu mengakuinya dengan cara membelinya.
Nah, maksud belajar di sini artinya kamu tidak hanya
belajar membaca dan menulis saja. Tapi juga pelajari hal-hal lain yang
berkaitan dengan proses kamu berkarir di kepenulisan nantinya.
Apapun itu, misalnya seperti skill editing, promosi, story
telling, dan lain sebagainya.
Asli, itu akan berdampak dan boom tulisanmu akan semakin meledak, karyamu banyak dikenal, dan
cuan akan mendatangimu.
Ya, meski memang tidak semudah itu, sekali lagi semua perlu waktu.
05 | Konsisten dan jangan
mudah puas
Namanya juga usaha. Kalau belum capek, artinya belum
siap berhasil.
Semua orang sedang berjuang, bahkan tanpa privilage yang mungkin biasa orang-orang
agung-agungkan sebagai penentu kesuksesan.
Padahal orang yang mempunyai privilage sebagus apapun, kalau tidak mempunyai komitmen untuk
konsisten, cepat puas, atau gampang menyerah itu tidak ada apa-apa nya.
Jadi, kalau kamu merasa bukan siapa-siapa, kamu harus
sadar diri dan usaha supaya setidaknya hal-hal yang kamu lakukan selanjutnya
itu bisa meningkatkan kualitas dirimu.
Bukan justru membandingkan privilege orang lain, atau bahkan menyalahkan keadaan tanpa mau
memperjuangkan.
Ya, mungkin dengan menulis ini cara yang hampir semua
orang bisa melakukannya. Sampai menghasilkan, itu juga bukan lagi hal yang
rahasia.
Banyak, kok yang hanya lulusan SMA bisa sukses berkarir
di kepenulisan. Tapi juga bukan berarti kuliah tidak penting, ya!
Kalau bisa berpendidikan tinggi itu bagus. Makin banyak
yang dapat kamu jadikan sebagai penunjang. Hanya saja, keadaan ekonomi setiap
orang itu berbeda-beda, jadi tidak masalah jika memang keadaannya seperti itu.
Intinya jangan mudah menyerah dan fokus dengan prosesmu.
Jangan mudah puas juga, misal baru selesai satu buku
kamu selesaikan dan terbitkan, kamu sudah banyak selebrasi.
Tapi tiba-tiba kamu sudah tidak semangat menulis lagi,
karena tidak ada yang membeli bukunya. Nah, itu juga masalah. Jadi harus seimbang!
Nah, kira-kira apakah kamu masih akan berjuang untuk
sukses berkarier menjadi penulis yang tanpa privilege?
Apa saja hal-hal yang membuatmu tidak yakin? Silakan tulis keluh kesahmu di kolom komentar!
Posting Komentar