Apakah Menjadi Penulis Harus Kuliah di Jurusan Bahasa dan Sastra?

Daftar Isi

Jadi penulis itu harus kuliah!

Katanya sih begitu. Padahal nggak juga, kok. Sebenarnya mau kuliah atau tidak, jurusan dan background apapun selagi ada kemauan pasti bisa menjadi penulis.

Kalau menurut kamu, kira-kira jadi penulis harus kuliah jurusan apa, nih?

Apakah jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia, Ilmu Komunikasi, atau bahkan Matematika? Hehe!

Supaya lebih meyakinkan dan membuat kamu tetap semangat, meski tidak ada latar belakang sebagai penulis atau apapun, yuk simak tulisan refleksi berikut sampai habis!

#1. Apakah Menjadi Penulis Wajib Menerbitkan Buku?

Poin pertama, saya akan jawab dengan kencang "Tidak Harus!"

Loh, kok bisa, Kak Aziz?

Ya, jadi penulis gak harus nerbitin banyak buku, berjejer di Gramedia karyanya, atau mendapatkan penghasilan berdigit-digit tiap bulan dari tulisannya.

Sekarang zamannya udah beda, banyak perubahan juga pastinya, kan?

Mungkin benar, kalau dulu untuk bisa dipanggil penulis harus ada bukti berupa buku karyanya sendiri, ada nama asli ataupun pena di cover depan buku tersebut. Wah, pasti sangat bangga, kan?

Tapi sekarang? Istilah penulis itu banyak banget yang bisa dilakukan. 

Misalnya apa, Kak Aziz?

Misalnya menulis artikel di website atau media, menjadi blogger, jadi freelance writer, nulis di platform online yang membayar penulisnya, ah banyak lagi pokoknya!

Tapi, memang rasanya bakal belum sreg kalau tidak ada buku yang terbit cetak, kan? Maka dari itu, untuk lebih meyakinkan silakan usahakan menerbitkan buku.

Nggak harus terbit mayor dan dipajang di Gramedia, bisa ikut jalur indie atau self-publish. Misalnya seperti Kak Aziz yang menerbitkan 3 bukunya secara self-publish.

Laku apa nggak bukunya, Kak Aziz?

Alhamdulillah, laku. Asalkan mau terus promosi sambil membangun personal branding pasti mereka akan beli. Apalagi, orang-orang beli karya kamu bukan selalu tentang produknya, bisa jadi karena dampak baik yang sudah kamu lakukan dan terbukti kepada banyak orang.

Kalau kamu mau beli buku Kak Aziz, silakan DM Instagram nya saja. Insyaallah fast respon, wkwk!

#2. Konsisten Saja Belum Cukup

Kalau gak harus nerbitin buku, artinya tinggal konsisten dan menulis tiap hari, kan?

No, jelas banget modal konsisten saja itu belum cukup. Supaya kamu bisa menghasilkan tulisan yang bagus dan berdampak bagi banyak orang, termasuk meningkatkan penghasilan, maka kamu harus punya strategi.

Kayak mau perang aja, Kak Aziz. Padahal judulnya tentang jurusan kuliah!

Serius, strategi yang harus kamu lakukan adalah perbanyak latihan dan belajar dari penulis-penulis lain yang sudah berpengalaman.

Nah, ini ada kaitannya tentang kuliah tadi. Seringkali orang-orang menganggap untuk menjadi penulis harus kuliah di jurusan Bahasa atau Sastra Indonesia, kan? Ya, atau sejenisnya, deh!

Sebenarnya kamu bisa banget meskipun bukan dari jurusan tersebut, atau bahkan tidak mendapatkan kesempatan kuliah, misal hanya bersekolah - maaf, sampai SMP atau SMA, maka kamu harus mau belajar dengan mereka yang lebih berpengalaman dalam menulis.

Misalnya ikut kelas menulis, bergabung ke komunitas menulis, dan aktif di berbagai kegiatan kepenulisan. Salah satunya bisa coba mengikuti seminar bersama saya dan Ufuk Literasi pada 10 Agustus 2024 nanti!

Itu juga belajar, kan! Strateginya adalah memperbanyak relasi dan aktif dalam kegiatan yang menunjang supaya kualitas tulisan juga lebih baik.

Capek? Ah, iya jelas! Kan memang pendidikan di perkuliahan itu masih harus ditingkatkan lagi oleh mahasiswa nya. Jadi, jangan merasa ragu untuk menjadi penulis meski jurusan bukan dari rumpun bahasa tadi dan sejenisnya!

Karena sekali lagi, konsisten menulis saja belum cukup, apalagi jika kamu berjuang sendirian!

#3. Bagaimana Cara Memulainya?

Sederhananya untuk menjadi penulis kamu hanya perlu mulai membaca dan menulis.

Apa iya, akan semudah itu?

Jelas tidak, menulis dan membaca saja rasanya belum cukup jika hanya kamu lakukan beberapa kali. Tapi pastinya harus setiap hari dan terjadwal!

Karena memang realitanya begitu, semua bisa asalkan ada kemauan dan konsisten menekuninya, kan? 

Tidak ada yang instan, menjadi seseorang yang berdampak dan memberikan manfaat ke banyak orang itu butuh waktu. Apakagi jika hanya fokus dengan kekuatan tulisan.

Lah, kalau gitu ngapain Kak Aziz kuliah di matematika kalau ujung-ujungnya malah nulis?

Katanya hanya perlu konsisten dan mempunyai strategi?

Jelas gapapa banget. Saya tidak menyesal lulus sebagai sarjana matematika yang kemudian memilih untuk menulis. Karena kuliah tujuannya tidak selalu untuk fokus bekerja, kan?

Kuliah bukan hanya untuk nanti kita akan bekerja apa. Karena dengan kuliah, kita bisa banyak belajar hal baru. Tidak selalu tentang teori dan materi-materi di dalamnya.

Tapi juga tentang,
  • Orang-orang baru yang kita kenal
  • Cara menyelesaikan suatu masalah dengan baik melalui project
  • Kesempatan bertemu dengan orang yang sefrekuensi
  • Meningkatkan peluang untuk bekerjasama dengan berbagai pihak
  • Dan tentunya meningkatkan pemahaman dan memperbanyak pengalaman tentang beragam hal
Jadi, tidak perlu khawatir dan mencemaskan posisi kamu sekarang ini. Entah yang sedang kuliah atau sudah lulus, sedangkan ingin menjadi penulis tetapi tidak sesuai dengan apa yang telah dipelajari.

Karena semua orang punya ceritanya masing-masing, kan?

#4. Penulis yang Bukan Lulusan Sarjana Bahasa dan Sastra Indonesia

Nah, ini banyak sebenarnya. Mereka tidak hanya sukses menjadi penulis, tapi karirnya bisa merambah ke beragam sektor.

Ini Kak Aziz coba share beberapa penulis, silakan kamu tambahkan di kolom komentar!
  • Raditya Dika alumni Ilmu Politik FISIP UI
  • Andrea Hirata lulusan Ilmu Ekonomi FEB UI
  • Dewi "Dee" Lestari jebolan Ilmu Hubungan Internasional Universitas Parahyangan
  • Ahmad Fuadi lulusan Unpad dengan jurusan yang sama dengan Dee Lestari
Dan masih banyak contoh lainnya, di mana para penulis tidak memiliki latar belakang pendidikan formal di bidang bahasa dan sastra.

Hal ini seharusnya sudah cukup kuat menjadi bukti, kalau menjadi penulis tidak harus kuliah di jurusan Bahasa dan Sastra Indonesia. 

Tapi, kalau kamu mau coba kuliah di jurusan tersebut juga gapapa banget, siapa tahu makin menunjang profesi penulis ke depannya.

Karena memang di dunia ini penuh ketidakpastian, saran saya fokuslah untuk kuliah menekuni hal-hal yang ingin kamu pelajari dan kuasai. Intinya kamu benar-benar berminat dan siap dengan segala konsekuensi di perkuliahan dan jurusan tersebut nantinya.

Entah nanti setelah lulus menjadi apa, asalkan kamu yakin dan konsisten pasti ada jalannya. Rezeki itu pasti ada, selagi kita mau berusaha dan berdoa, kan?

Perlu digarisbawahi juga, konsisten menulis tidak hanya bertujuan untuk menjadi penulis, kan?

Bisa saja diterapkan ketika mengerjakan tugas akhir ataupun skripsi di perkuliahan! Misalnya saya waktu itu, kamu bisa baca tulisannya di sini tentang hal ini!

Yakin masih mau jadi penulis?
Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

2 komentar

Silakan berkomentar dengan sopan, boleh bertanya juga ataupun request tulisan selanjutnya!
Comment Author Avatar
Anonim
9 Agustus 2024 pukul 07.55 Hapus
Tidak semua orang punya nasib yang beruntung bisa menempuh pendidikan hingga sarjana bahkan hingga mendapatkan predikat come laude wah suatu kebanggaan mungkin bagi orang tersebut. Tapi tidak juga yang nasibnya sama dengan saya yang hanya lulusan SMA. Tapi juga setiap orang punya jalan hidupnya masing-masing. Dulu waktu saya lulus SMA saya ingin sekali bisa melanjutkan pendidikan hingga sarjana tapi apa boleh buat perekonomian orang tua yang tidak mendukung di tambah saya juga hanya seorang difabel bisa apa? Tapi kekurangan yang saya miliki ini bukanlah h
Comment Author Avatar
Anonim
9 Agustus 2024 pukul 07.55 Hapus
Tulisan ini benar-benar pencerahan