Paket Buku dari Desa: Ketika Mimpi-Mimpi Dikirimkan Lewat JNE
Table of Contents
![]() |
ilustrasi kurir paket JNE mengantarkan buku (freepik.com) |
Perjalanan saya sebagai seorang penulis, berawal dari hal-hal sederhana. Saya berasal dari desa kecil di Jawa Timur, tepatnya di Kecamatan Padangan, Kabupaten Bojonegoro.
Memulai dengan menggunakan laptop bekas saat masih MA untuk merevisi naskah, bahkan tulisan pertama saya dikerjakan dari ponsel second seharga 150 ribu yang sering hang mendadak. Itu di tahun 2018 lalu. Tahun penuh perjuangan memulai menekuni hobi menulis.
Tapi saya punya satu hal yang terus berusaha dijaga, yaitu mimpi. Mimpi untuk suatu hari nama saya tertera di sampul buku. Dan lebih dari itu, buku itu bisa sampai ke tangan pembaca. Entah di kota besar, di pulau seberang, atau mungkin ke orang yang tidak pernah saya kenal sekalipun.
Waktu itu, saya belum tahu bagaimana caranya. Tapi saya percaya, jika sudah waktunya, tulisan itu akan menemukan jalannya. Dan benar, jalannya ternyata lewat JNE.
✍️ Perjalanan Menulis & Menerbitkan Buku Perdana
Sejak 2018, saya mulai menulis secara konsisten. Bukan untuk menjadi terkenal, tapi karena saya merasa “lebih hidup” saat menulis. Tulisan-tulisan itu saya kumpulkan diam-diam. Saya belum yakin, belum berani, belum percaya diri untuk menyebut diri saya penulis.
Tahun 2022, saya memberanikan diri menerbitkan buku perdana. Proses penyelesaiannya memakan waktu cukup lama saat itu. Ada 2 tahun, bahkan lebih. Saya terbitkan dan cetak mandiri melalui penerbit indie di Cirebon. Judulnya adalah Zuriel. Sebuah novel yang saya tulis di sela-sela waktu kuliah dan kerja freelance. Sambil mengelola komunitas Ufuk Literasi
Bukunya memang belum masuk toko-toko besar. Tapi bagi saya, itu bukan hanya buku. Itu adalah bukti bahwa mimpi saya tidak sia-sia.
🚚 Tantangan Mengirim Buku dari Desa
![]() |
ilustrasi buku perdana terbit novel Zuriel (instagram.com/@abdulaziz.writer) |
Sebagai penulis indie, semua saya urus sendiri. Mulai dari promosi, pencatatan order, pengumpulan alamat, sampai memilih ekspedisi untuk mengirimkan buku ke pembaca.
Awalnya, saya bingung. Takut salah kirim. Takut rusak di jalan. Takut telat sampai. Sebagian pembeli ada yang minta ekspedisi khusus, tapi mayoritas menyerahkan semuanya pada saya.
Penerbit menyarankan satu nama yang sudah lama mereka percaya yaitu JNE.
Saya meng-iyakaan karena waktu itu masih awam dengan proses pengiriman buku. Meski sudah punya pengalaman beberapa tahun untuk handle project buku antologi komunitas, namun entah mengapa saya cukup bingung jika ini berkaitan dengan buku solo pribadi.
Karena sebagian besar buku dikirim dari penerbit di Cirebon, maka saya mempercayakan sepenuhnya ke mereka. Selebihnya, buku dikirim dulu ke alamat saya, lalu saya akan mengirimkan ke pembeli yang memang ingin dikirim dari saya saja. Dan sebagian besar dikirimkan melalui JNE.
💡 Kenapa Akhirnya Saya Memilih JNE?
Awalnya saya ragu. Tapi setelah riset dan tanya beberapa teman penulis, saya mulai percaya. Layanan JNE ternyata tidak cuma luas, tapi juga SAT SET. Cepat, jelas, dan tentunya bisa dipantau. Ini penting, karena posisisnya saya juga sedang sibuk kuliah di jurusan Matematika selain menulis.
Petugasnya ramah. JNE juga membantu mengecek ulang alamat pembeli. Kalau paket tidak terkirim atau ada kendala, kurir atau tim mereka juga akan berusaha untuk menginformasikannya. Jadi, nggak khawatir lagi paketnya tidak sampai.
Dan benar. Paket-paket itu sampai dengan baik dan isinya aman terkendali. Beberapa pembaca mengirim foto mereka sedang membaca buku saya. Bahkan ada yang mengatakan bahwa bukunya relate sesuai ekspektasi.
Saya terdiam. Ternyata, buku saya benar-benar sampai. Bukan hanya ke rumah mereka, tapi ke hati mereka. Ternyata setiap pihak yang berperan dalam proses ini sangat berharga, termasuk kehadiran JNE.
🛤️ Ketika Paket Jadi Penghubung Mimpi
Bagi penulis dari desa seperti saya, bisa mengirim buku ke luar kota bahkan luar pulau itu seperti mimpi. Tapi JNE membuat semuanya terasa mungkin.
Buku saya dan antologi Ufuk Literasi pernah sampai ke Bali, Palembang, Papua, dan kota-kota lain yang bahkan belum pernah saya datangi. Tapi lewat JNE, saya bisa hadir di sana dalam bentuk buku dan tulisan yang akan selalu abadi ketika mereka membacanya lagi dan lagi.
Saya menyebutnya perjalanan mimpi. Dan JNE adalah kendaraan yang membantu mimpi itu sampai tujuan. Mengantarkan karya yang disusun dengan sepenuh hati menjadi sebuah buku sampai kepada pembaca tepat waktu tanpa ragu.
📱 Teknologi & Layanan yang Bikin Tenang
![]() |
ilustrasi aplikasi my JNE (https://www.jne.co.id/myjne-id) |
Tak hanya prosesnya yang cepat, JNE juga punya aplikasi yang memudahkan saya memantau perjalanan buku. Sebagai penulis, saya ingin pembaca merasa puas dan aman. Maka, fitur tracking jadi andalan.
Kalau saya sedang sibuk, JNE juga punya layanan pick-up. Cukup menghubungi, dan kurir datang menjemput paket buku ke rumah. Waktu menulis saya jadi tidak terganggu dan makin efisien.
Nggak perlu panas-panasan buat keluar, kemudahan yang JNE tawarkan benar-benar sangat terasa manfaatnya. Apalagi ketika banyak deadline sebagai penulis, namun buku harus segera sampai, maka semuanya bisa teratasi dengan cepat tanpa ada yang harus dikorbankan.
🧭 SAT SET dan Inspirasi Tanpa Batas
Saya percaya, setiap buku adalah jembatan. Tapi jembatan itu tak ada artinya jika tak ada yang membantu menyampaikannya ke seberang. Dan JNE, dengan semangat SAT SET dan layanan tanpa batas, telah membantu saya menyampaikan mimpi kecil saya.
Hari ini, mungkin hanya satu buku. Tapi siapa tahu, besok saya bisa menerbitkan sepuluh bahkan lebih. Dan paket-paket itu akan terus melesat ke penjuru Indonesia, bahkan sampai ke seluruh dunia.
🎁 Karena Setiap Buku Layak Sampai
Paket yang dikirim dari desa ini mungkin kecil. Tapi isinya penuh dengan mimpi, harapan, kerja keras, dan doa. Dan JNE telah membawanya sampai ke ujung dunia—tepat waktu, dengan sepenuh hati.
Terima kasih JNE, karena kamu bukan hanya pengantar barang. Tapi penghubung kebahagiaan. Penggerak semangat penulis seperti saya. Dan bagian dari setiap cerita yang ingin saya kirimkan ke dunia.
“Kalau kamu punya mimpi, kirimkan saja. Barangkali, mimpimu juga bisa sampai ke hati orang-orang yang membacanya, bersama JNE.”
#JNE #ConnectingHappiness #JNE34SatSet #JNE34Tahun #JNEContentCompetition2025 #JNEInspirasiTanpaBatas