Kalau Takut Gagal, Kapan Belajarnya?
![]() |
ilustrasi menyiram tanaman (pexels.com/Anna Shvets) |
Satu tahun terakhir ini, aku merasa hidupku seperti jalan bercabang yang dipenuhi tanda tanya.
Setelah lulus kuliah dengan gelar S1 Matematika, aku sempat coba mengajar di salah satu bimbingan belajar. Bahkan sudah buat desain branding bimbel kecil-kecilan untuk diri sendiri juga, sudah niat, sudah nyicil. Tapi pas waktunya praktik, yang muncul malah rasa takut. Takut nggak maksimal, takut lupa materi, takut muridnya nggak ngerti, atau secara sederhananya aku takut gagal.
Lalu memilih mundur.
Dan dari situ muncul lagi satu jenis takut yang lebih dalam, takut karena tidak sesuai ekspektasi orang-orang sekitar.
🌧️ Takut Itu Diam-diam Tumbuh Besar
Aku jadi sering berpikir ulang kalau ditawari kesempatan baru. “Nanti kalau gagal gimana, ya?”. Pertanyaan ini jadi semacam alarm yang terlalu sensitif. Kadang bahkan belum mulai pun aku udah membayangkan hasil buruk.
Mulai dari ragu ngajar, ragu upgrade laptop, sampai ragu pindah ke WordPress self-hosting…
Padahal hati kecilku bilang, “Itu semua bisa kok dipelajari.”
Tapi ya itu, takut seringkali lebih cepat datang daripada logika dan keberanian.
🌱 Ternyata, Takut Itu Boleh
Setelah banyak ngobrol dengan teman-teman yang juga sedang membangun kariernya, aku sadar bahwa takut gagal itu wajar. Tapi jangan biarkan ia memimpin arah.
Aku mulai mengubah pertanyaanku dari:
❌ “Kalau gagal gimana?”
✅ Jadi: “Kalau nggak dicoba, aku belajar dari mana?”
Soalnya, banyak hal penting di hidup ini memang baru bisa kita pahami setelah dijalani, bukan hanya dibayangkan dari jauh.
🚀 Belajar itu Butuh Keberanian
Aku jadi ingat saat pertama kali nulis artikel buat media nasional. Banyak banget takutnya: takut ditolak, takut nggak layak, takut tulisan dibully.
Tapi ternyata, semua kekhawatiran itu lebih kecil dari rasa bangga saat tulisan pertamaku akhirnya tayang.
Dan dari situlah aku belajar: "Oke, ternyata semua keberhasilan kecilku berakar dari satu hal. Yaitu nekat mencoba."
🌤️ Kalau Takut Gagal, Kapan Belajarnya?
Sekarang, aku nggak buru-buru sembuh dari rasa takut. Tapi aku belajar untuk berjalan bareng rasa takutku, bukan bersembunyi darinya.
Kalau hari ini kamu juga sedang takut mencoba sesuatu, misalnya seperti blogging, jualan produk digital, nulis buku, mulai kerja baru, pindah kota, bahkan sekadar mendaftarkan dirimu ke peluang baru.
Aku mau bilang, bahwa Kita boleh takut. Tapi tetap coba, ya.
Karena kadang belajar yang paling dalam justru datang dari proses saat kita nyaris gagal. Dan gagal juga bagian dari proses bertahan untuk makin berkembang, kok.
Salam hangat dari penulis yang juga sedang belajar berdamai dengan ketakutannya, Tulisan ini adalah bentuk refleksi dan jadi pertanda mulai kembali blog pribadi abdulaziz.id akan aktif kembali. Jangan lupa tinggalkan komentar, ya.