9 Panduan Sukses Menghasilkan dari Menulis meski Masih Pemula

Table of Contents
ilustrasi menghitung uang dari hasil menulis (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com)
Dulu aku kira seseorang bisa menghasilkan dari menulis itu karena mereka punya koneksi, gelar sastra, atau followers ribuan bahkan jutaan. Tapi ternyata, yang paling penting justru adalah keberanian untuk mulai dan konsistensi untuk bertahan.

Waktu pertama kali menulis, aku cuma pakai HP jadul, kirim artikel ke media, dan ditolak berkali-kali. Tapi dari sana aku belajar, bahwa menulis itu bukan tentang langsung jago, tapi tentang terus menulis meski rasanya belum layak.

Dan ketika ada yang bertanya ke aku terkait, apakah bisa sukses menghasilkan dari menulis meski masih pemula? Maka jelas jawabannya adalah bisa. Berikut 9 tahapan atau panduan yang bisa kamu terapkan.

1. Kenali Dulu Alasanmu Menulis

Kamu nggak harus tahu semua teknik menulis dulu, tapi penting banget tahu kenapa kamu mau nulis. Apakah karena kamu ingin mengekspresikan diri, atau karena ingin menjadikan ini sumber penghasilan?

Dengan tahu alasannya, kamu jadi punya arah yang jelas dan nggak gampang tergoda untuk berhenti di tengah jalan. Kalau niatnya memang untuk menghasilkan, kamu bisa mulai melirik peluang menulis berbayar sejak awal.

Jangan anggap ini pertanyaan sepele, karena tujuan menulismu akan memengaruhi semua keputusan ke depannya. Dari gaya tulisan, platform yang dipilih, sampai komunitas yang kamu ikuti.

Kalau aku dulu awal menulis ya karena setelah baca buku dan ingin menjadi penulis. Setelah niat awal ternyata bisa tercapai, aku jadi belajar untuk bisa menghasilkan dari tulisan itu.

Mulai dari menulis di platform membayar penulisnya sampai bergabung di media seperti IDN Times. Awalnya nulis hanya karena suka dan penasaran, tiba-tiba jadi makin tertarik karena banyak peluang yang bisa diperjuangkan.

2. Tulis Hal yang Kamu Tahu dan Alami

Kebanyakan penulis pemula bingung mau nulis apa, padahal jawabannya sering kali ada di keseharian. Tulisan paling relate dan menyentuh biasanya justru datang dari pengalaman pribadi.

Kalau kamu mahasiswa, ceritakan tantangan kuliah atau skripsi. Kalau kamu pernah merasakan sakit hati karena dikecewakan, tuliskan proses bangkitnya dan alasan bertahan.

Menulis dari pengalaman bikin proses lebih ringan dan tulus. Pembaca pun bisa merasa lebih dekat karena merasakan hal serupa.

Tidak perlu khawatir jika orang-orang menebak itu berdasarkan pengalaman pribadi. Asalkan jadi karya yang menginspirasi dan bermanfaat untuk pembaca, mengapa tidak dicoba saja?

3. Pilih Platform yang Tepat untuk Pemula

Banyak platform menulis sekarang ini, tapi nggak semuanya cocok untuk pemula. Kamu bisa mulai dari blog gratisan, platform seperti IDN Times, atau komunitas yang membuka ruang publikasi.

Setiap platform mempunyai karakter dan peluangnya sendiri. Misalnya, media seperti IDN Times akan membayar kalau artikelnya tayang dan sesuai ketentuan. Kamu coba kepoin tulisanku di IDN Times untuk gambaran awal, siapa tahu tertarik.

Sementara blog bisa jadi portofolio dan tempat membangun personal branding. Kamu bebas berekspresi sekaligus menata arsip tulisanmu. Misalnya tulisan materi yang kamu baca ini, termasuk postingan di blog pribadi.

Kalau masih penasaran terkait plaform yang bisa menerima tulisanmu, coba deh kamu telusuri dulu. Banyak pilihan dan bisa kamu sesuaikan pastinya.

4. Bangun Portofolio Sejak Dini

Portofolio bukan hanya untuk yang sudah punya banyak pengalaman. Justru, semakin awal kamu membangunnya, semakin cepat kamu bisa dipercaya klien atau media.

Kumpulkan tulisanmu yang pernah tayang, entah itu di blog, media, atau antologi. Simpan rapi dalam satu halaman portofolio digital atau PDF.

Portofolio ini jadi bukti bahwa kamu benar-benar bisa nulis. Bukan hanya wacana atau niat semata. Termasuk menulis di berbagai media itu juga jadi aset digital yang penting untuk kamu jadikan portofolio.

Kalau banyak platform yang kamu ikuti, coba jadikan satu wadah yang mudah diakses. Misalnya seperti portofolio aku yang bisa kamu cek di sini.

5. Gabung Komunitas yang Mendukung

Menulis itu bisa terasa sepi kalau dijalani sendiri. Tapi akan jadi lebih menyenangkan kalau kamu punya teman seperjuangan.

Komunitas bisa jadi tempat belajar, curhat, dan bertumbuh bersama. Kamu juga bisa dapat info job, tantangan menulis, atau peluang kolaborasi.

Gabung ke komunitas seperti Ufuk Literasi bisa bantu kamu berkembang. Di sana kamu akan sadar bahwa kamu nggak sendirian dalam belajar.

Sudah aktif sejak 2020, komunitas Ufuk Literasi jadi rumah yang nyaman untuk belajar bersama. Berbagai kegiatan kepenulisan dapat kamu ikuti untuk meningkatkan minat menulis. Coba deh kepoin program-programnya, siapa tahu tertarik bergabung.

6. Jangan Takut Gagal, yang Penting Konsisten

Gagal itu bagian dari proses menulis. Ditolak media, nggak lolos antologi, atau naskahmu sepi pembaca, asli itu wajar banget.

Tapi yang bikin kamu berkembang adalah ketika tetap menulis meski sering jatuh. Konsistensi akan mengasah kemampuan dan menebalkan mental.

Buat target kecil, misalnya satu artikel seminggu. Lama-lama, kamu akan terbiasa dan tulisannya makin berkualitas.

Luangkan waktu sejenak untuk menulis setiap hari. Bukan jumlahnya, tapi seberapa konsisten kamu mengusahakannya.

7. Buka Jasa atau Produk dari Skill Menulismu

Menulis tidak hanya menghasilkan dari fee media. Kamu bisa jualan e-book, buka jasa ghostwriting, atau jadi freelance content writer, dan masih banyak lagi.

Setelah mempunyai cukup portofolio, banyak pintu terbuka untukmu. Bahkan, kamu bisa bikin kelas online atau konsultasi menulis yang biayanya bisa kamu sesuaikan.

Kuncinya adalah memanfaatkan skill dan pengalaman jadi sesuatu yang bisa ditawarkan. Semakin spesifik, semakin kuat nilainya.

8. Promosikan Diri Tanpa Rasa Ragu

Kalau tidak pernah cerita bahwa kamu penulis, siapa yang tahu? Jangan menunggu viral dulu baru tampil.

Posting proses menulismu, cerita di balik tulisan, atau testimoni pembaca. Orang tertarik pada orang, bukan cuma hasil akhirnya.

Promosi diri berupa personal branding itu bukan pamer, tapi bentuk apresiasi pada usaha sendiri. Tunjukkan bahwa kamu serius di jalan ini.

Aku juga mulai membangun personal branding di instagram dan konsisten sejak 2022 lalu. Rasanya, akan sulit dikenal pembaca kalau diri sendiri tidak mencoba memperkenalkan diri. Dan, itu jadi salah satu alasan aku untuk konsisten berkarya.

9. Belajar Menguasai Produk Digital

Tidak ada cara instan selain mau memulai. Namun, industri produk digital sedang hangat-hangatnya untuk kamu usahakan. Sesekali sambil terus belajar, usahakan kamu juga mau memahami hal ini.

Banyak pengembangan produk digital yang dapat kamu pelajari, bahkan monetisasi jadi uang. Selain ebook, sebagai seorang penulis kamu juga bisa menyusun produk lain seperti cerita berbayar, grup belajar premium, atau template dan tracker menulis. Semua itu bisa kamu pelajari satu-satu dan maksimalkan mana yang bisa diusahakan.

Menulis itu perjalanan yang bisa dimulai siapa saja, termasuk kamu yang masih pemula. Asal kamu berani mulai, terus belajar, dan konsisten melangkah, hasilnya akan mengikuti.

Nah, dari 9 tahapan yang sudah aku jelaskan di atas, mana yang sudah kamu lakukan atau sedang diusahakan? Kamu boleh sharing di kolom komentar, ya.

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar