5 Kesalahan Penulis Artikel yang Bikin Klien Bingung dan Cara Mengatasinya

Table of Contents
ilustrasi penulis artikel pusing (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
Menjadi penulis artikel freelance memang menyenangkan, tapi tidak jarang penulis melakukan hal-hal kecil yang membuat klien bingung. Kesalahan ini bisa merusak kesan profesional dan membuat revisi jadi berulang-ulang.

Dengan mengenali kesalahan umumnya, penulis bisa memperbaiki proses kerja dan meningkatkan kualitas artikel. Klien pun merasa lebih puas, komunikasi lebih lancar, dan reputasi penulis semakin terpercaya. Berikut lima kesalahan umum dan cara mengatasinya yang harus kamu tahu.

1. Tidak Memahami Brief dengan Baik

ilustrasi penulis mengalami writers block (freepik.com/freepik)
Banyak penulis terburu-buru menulis tanpa memahami instruksi klien secara menyeluruh. Akibatnya, artikel sering tidak sesuai ekspektasi dan menimbulkan revisi berulang.

Untuk menghindari hal ini, baca brief dengan teliti dan buat catatan tentang poin penting. Jangan ragu menanyakan hal yang kurang jelas kepada klien sebelum mulai menulis.

Menanyakan klarifikasi lebih awal membantu menekan kesalahan sejak awal. Hal ini juga menunjukkan profesionalisme dan perhatian terhadap kualitas artikel.

2. Mengabaikan Gaya Bahasa Klien

ilustrasi mahasiswa burnout (pexels.com/Mikhail Nilov)
Setiap klien memiliki tone dan gaya bahasa tersendiri, misal formal, santai, atau persuasif. Mengabaikannya akan membuat artikel terasa asing dan kurang cocok dengan target pembaca yang diinginkan.

Pelajari artikel sebelumnya dari klien atau mintalah contoh gaya bahasa yang diinginkan. Menyesuaikan tone membuat artikel lebih relevan dan mudah diterima klien.

Gaya bahasa yang sesuai juga mempermudah pembaca memahami pesan utama. Ini menambah kredibilitas penulis sekaligus klien.

3. Menunda Komunikasi saat Ada Masalah

ilustrasi orang mendengarkan konten berbahasa Inggris (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Beberapa penulis menunggu sampai selesai menulis baru melaporkan kendala. Kebiasaan ini sering bikin klien bingung dan merasa proses kerja tidak transparan.

Solusinya, selalu update klien saat ada kesulitan atau pertanyaan. Komunikasi transparan membangun kepercayaan dan mengurangi kemungkinan revisi besar-besaran yang menghambat pekerjaan.

Dengan mengabari klien lebih awal, penulis bisa mendapatkan masukan lebih cepat. Hal ini juga menghindari kesalahpahaman yang tidak perlu.

4. Artikel Kurang Terstruktur

ilustrasi penulis bingung (pexels.com/Andrea Piacquadio)
Artikel yang berantakan atau alurnya tidak runtut membuat pembaca kesulitan menangkap pesan utama. Klien pun bisa bingung saat meninjau hasil tulisan.

Gunakan struktur jelas seperti pembuka, isi, dan penutup. Membuat outline singkat sebelum menulis membantu menjaga alur tetap logis.

Struktur yang rapi membuat artikel lebih enak dibaca dan lebih mudah diterima klien. Outline juga meminimalkan revisi karena alur tulisan sudah jelas sejak awal. Diskusikan juga tema artikel yang sesuai dengan kesepakatan sejak awal untuk memudahkan penyusunan outline tersebut.

5. Tidak Mengecek Fakta dan Typo

ilustrasi penulis berimajinasi (freepik.com/freepik)
Kesalahan fakta atau typo merusak kredibilitas penulis dan klien. Hal ini sering dianggap kurang profesional dan bisa mempengaruhi tingkat kepercayaan.

Selalu lakukan pengecekan fakta dan proofreading sebelum mengirim artikel. Gunakan checklist editing agar semua detail sudah benar dan rapi.

Mengecek ulang membuat artikel lebih akurat dan berkualitas. Ini juga meningkatkan kepercayaan klien untuk bekerja sama lagi dan lagi.

Dengan menghindari lima kesalahan ini, hubungan dengan klien lebih lancar, revisi berkurang, dan branding ataupun tingkat kepercayaan terhadap penulis meningkat. 

Kuncinya adalah teliti, komunikatif, dan konsisten. Jadi, apakah kamu sudah siap menjadi penulis artikel yang menghasilkan tulisan dengan konsisten dan berkualitas?

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar