5 Fakta Mengejutkan Dunia HRD, Penuh Drama dan Dilema!
Table of Contents
![]() |
ilustrasi hrd di kantor (pixabay.com/Sammy-Sander) |
Mereka jadi penengah konflik, penjaga etika perusahaan, sekaligus dinding pertama saat krisis datang. Tidak heran jika banyak drama di balik layar dan hanya HRD sendiri yang tahu.
Daripada terus-menerus menghakimi tanpa tahu asal-usulnya, lebih baik cari tahu 5 fakta berikut. Siapa tahu setelah ini kamu yang ingin jadi HRD jadi berpikir berkali-kali lipat lagi. Keep scrolling!
Karyawan yang terlihat baik-baik saja di luar, bisa jadi mempunyai masalah besar yang hanya diceritakan ke HRD. Mulai dari urusan keluarga, tekanan sesama rekan kerja, burnout, sampai konflik dengan atasan.
Salah satu peran paling berat HRD adalah menyampaikan keputusan pemutusan hubungan kerja (PHK). Meski bukan keputusan mereka secara langsung, HRD sering jadi sasaran kemarahan karyawan.
HRD bisa mengetahui siapa saja karyawan yang membuat suasana kerja tidak sehat. Tapi mereka tidak bisa langsung bertindak tanpa laporan resmi atau bukti yang kuat.
Ketika dua karyawan saling bermasalah, HRD harus turun tangan sebagai penengah. Tapi tidak semua konflik bisa selesai dalam satu pertemuan.
1. Sering jadi tempat curhat diam-diam
![]() |
ilustrasi hrd (pexels.com/ANTONI SHKRABA production) |
HRD harus bisa jadi pendengar yang netral, menjaga rahasia, tapi juga tetap mengambil langkah profesional. Ini jadi beban emosional yang tidak semua orang tahu.
Bahkan seringkali, HRD lebih tahu kondisi mental karyawan daripada rekan satu timnya sendiri. Terdengar cukup mengejutkan, namun begitulah realitanya yang tidak banyak orang tahu tentang dunia HRD.
2. Dituduh tidak adil saat ada PHK, padahal hanya menjalankan perintah
![]() |
ilustrasi hrd sedang burnout (pexels.com/Mikhail Nilov) |
Dituduh tidak punya hati, padahal mereka hanya menjalankan kebijakan manajemen. Sering kali mereka juga merasa bersalah, tapi harus tetap profesional. Di sinilah letak dilema moral yang kerap dirasakan HRD.
Mau bagaimanpun HRD juga bekerja untuk perusahaan, jadi tidak bisa memilih banyak hal karena itu sudah di luar kendalinya. Siap ataupun tidak, sebagai seorang karyawan harus menerimanya dan berusaha mencari peluang pekerjaan lain setelahnya.
3. Paham ada karyawan toxic, tapi tidak bisa langsung bertindak
![]() |
ilustrasi hrd mengalami kebimbangan (freepik.com/freepik) |
Semua harus berdasarkan prosedur agar tidak menyalahi aturan. Tentu saja, hal ini membuat HRD seringkali harus gigit jari meski tahu mana yang merusak dinamika tim.
Drama internal semacam ini membuat posisi HRD serba salah. Tapi, namanya juga bekerja sama dengan berbagai karakter, hal-hal seperti ini sepertinya sudah tidak bisa terhindarkan lagi, namun setidaknya masih bisa diminimalisir.
4. Jadi penengah konflik antarkaryawan yang tidak kunjung usai
![]() |
ilustrasi kerja kelompok sesama tim hrd (pexels.com/Yan Krukau) |
Kadang, masalah pribadi dibawa ke ranah profesional, bahkan sampai memengaruhi performa kerja tim. HRD harus sabar, netral, dan mencari win-win solution tanpa merugikan salah satunya.
Proses ini sangat melelahkan, apalagi kalau konfliknya berlarut-larut. Menjadi HRD sudah seperti seseorang yang siap kapan saja dalam menengahi, apapun masalahnya sepertinya harus selalu waspada.
5. Sering dihadapkan pada dilema antara empati dan regulasi
HRD tahu bahwa karyawan adalah manusia yang punya emosi dan masalah pribadi. Tapi mereka juga punya tanggung jawab untuk menegakkan aturan perusahaan.
Misalnya saat ada karyawan yang sering izin karena alasan keluarga, tapi performanya menurun. Di satu sisi ingin memaklumi, di sisi lain harus membuat keputusan yang tegas.
Drama batin ini yang membuat pekerjaan HRD tidak sesimpel kelihatannya. Rasanya sangat melelahkan, namun rasa lelah itu tidak semua orang bisa memahami dan merasakannya secara langsung.
Menjadi HRD bukan hanya perihal wawancara dan rekrutmen. Mereka berada di garis depan yang menghadapi berbagai konflik, tekanan, dan drama internal.
Banyak hal yang tidak bisa mereka ceritakan, tapi harus tetap diselesaikan dengan kepala dingin. Jadi, lain kali kalau kamu bertemu HRD, ingatlah bahwa mereka juga manusia yang sedang menjaga agar semuanya tetap berjalan baik, ya!
Posting Komentar