5 Kesalahan Pebisnis Pemula saat Analisis Data Penjualan Online
Table of Contents
![]() |
ilustrasi pebisnis online (pexels.com/Tima Miroshnichenko) |
Padahal, di era yang serba digital, hampir semua bisnis online mengandalkan data untuk mengambil keputusan dengan bijak. Sayangnya banyak pemula yang sudah punya data penjualan, tapi belum tahu cara membaca dan menganalisis dengan tepat.
Akibatnya, keputusan yang diambil seringkali tidak berdampak atau bahkan justru merugikan. Tentu saja, membaca dan menganalisis data penjualan secara benar bisa lebih mudah digunakan untuk melihat peluang, kelemahan, dan strategi yang paling efektif untuk berkembang. Nah, berikut 5 kesalahan yang harus kamu hindari ketika analisis data penjualan online!
Banyak pemula yang merasa bisnisnya sukses hanya karena jumlah transaksi tinggi. Padahal, belum tentu semua transaksi itu menghasilkan keuntungan.
Sering kali, pebisnis pemula hanya melihat produk mana yang paling laku, tanpa menghitung mana yang paling menguntungkan. Produk A bisa saja laris tapi untungnya kecil, sementara produk B jarang dibeli tapi margin-nya besar.
Melihat data secara sekilas tanpa membandingkan periode waktu membuat pebisnis sulit membaca tren. Misalnya, penjualan bulan ini naik, tapi kalau tidak dibandingkan dengan bulan lalu atau tahun sebelumnya, kamu tidak tahu apakah ini normal atau luar biasa.
1. Terlalu fokus pada jumlah transaksi
![]() |
ilustrasi wanita sedang fokus bekerja (pexels.com/Los Muertos Crew) |
Bisa saja ada diskon besar-besaran atau ongkos kirim yang ditanggung sendiri, sehingga margin sangat tipis. Penting untuk melihat juga nilai transaksi, margin keuntungan, dan biaya lain yang terlibat.
Ini semua bisa jadi pertimbangan dan wajib diperhatikan. Hal-hal sekecil apapun tidak bisa dianggap remeh, apalagi dilupakan ketika membaca dan menganalisis data hasil penjualan online.
2. Mengabaikan data produk terlaris dengan yang paling menguntungkan
![]() |
ilustrasi mencatat daftar prioritas (pexels.com/Judit Peter) |
Kalau hanya fokus ke yang laris, kamu bisa kehilangan potensi penghasilan dari produk-produk premium dan jadi andalan. Penting untuk membandingkan keduanya agar strategi penjualan lebih seimbang.
Selalu usahakan untuk melihat potensi dari setiap produk yang dimiliki, sehingga bisnis tidak hanya mendapatkan keuntungan sebanyak-banyaknya, tapi juga mempertahankan loyalitas pelanggan untuk ke depannya. Bisa saja terjadi repeat order dan itu sangat penting untuk kemajuan bisnis supaya makin maksimal.
3. Tidak membandingkan data bulanan atau mingguan
![]() |
ilustrasi laporan data penjualan (pexels.com/Jakub Zerdzicki) |
Padahal, pola musiman bisa sangat memengaruhi setiap bisnis yang ditekuni. Bandingkan secara mingguan atau bulanan supaya lebih tahu arah pertumbuhan bisnismu.
Tidak perlu khawatir dan merasa kesulitan terkait hal ini, kamu bisa belajar langsung kepada mereka yang lebih paham dan berpengalaman. Sebagai pemilik bisnis, kamu juga harus meningkatkan kualitas dan kapasitas diri yang menunjang ke depannya supaya lebih maksimal.
4. Mengabaikan sumber trafik penjualan
![]() |
ilustrasi menghitung pemasukan dan pengeluaran (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com) |
Misalnya, jika 80% pembeli datang dari Instagram, maka platform itulah yang layak diberi perhatian lebih. Tanpa mengetahui ini, strategi pemasaran bisa jadi mubazir dan tidak tepat sasaran. Ini juga bisa jadi referensi ketika kamu ingin mempromosikan produk tertentu.
Sumber trafik yang jelas membuat kampanye promosimu juga lebih maksimal dan powerfull. Pentingnya ketika membaca data penjualan tidak hanya fokus dari banyaknya keuntungan, tapi juga sumber datangnya pelanggan.
Saat kamu memanfaatkan iklan, semua penjualan bisa naik, tapi tidak semua kenaikan itu berasal dari iklan. Kalau tidak dipisahkan, kamu bisa kesulitan dalam menilai apakah iklan benar-benar efektif atau tidak.
5. Tidak memisahkan data penjualan organik dan berbayar
![]() |
ilustrasi berbagai data penjualan (pexels.com/Artem Podrez) |
Data organik dan berbayar sebaiknya dianalisis secara terpisah supaya mengetahui mana yang memberikan ROI (return on investment) terbaik. Ini penting agar budget promosi tidak terbuang sia-sia.
Bayangkan saja jika kamu terus melakukan promosi secara gencar, namun tidak memperhatikan data hasil penjualan dari promosi tersebut. Kamu akan kesulitan untuk melakukan evaluasi dan ini juga berdampak pada pengeluaran dalam bisnis nantinya.
Menganalisis data penjualan online bukan sekadar melihat besarnya angka, tapi memahami makna di balik setiap angka tersebut. Belajar untuk mulai menghindari 5 kesalahan tersebut supaya kamu bisa membuat keputusan bisnis yang lebih cerdas dan strategis.
Jangan khawatir kalau belum terbiasa, semua butuh proses belajar. Jadi, jangan takut untuk terus belajar dan mengulik data lebih mendalam, ya!
Posting Komentar