7 Cara Semangat Menulis Lagi Saat Semangat Berkarya Mulai Redup
![]() |
| ilustrasi penulis semangat berkarya (pexels.com/Vlada Karpovich) |
Namun, kehilangan motivasi bukan berarti berhenti menulis. Dengan langkah-langkah yang tepat, kamu bisa menyalakan kembali semangat berkarya dan menemukan ritme menulis yang menyenangkan. Daripada buru-buru berhenti dan enggan berkarya lagi, yuk simak tujuh cara berikut.
1. Tuliskan Apa Saja Tanpa Merasa Terbebani
Kebiasaan menulis tanpa target membuat tekanan berkurang. Kamu bisa mulai dengan catatan harian, ide-ide random untuk dikembangkan, atau bahkan kalimat sederhana tentang kegiatan sehari-hari.
Menulis secara bebas (free writing) dapat meningkatkan mood dan kreativitas. Jadi jangan takut menuliskan hal-hal kecil yang bahkan terkesan sepele, karena itu bisa memicu ide-ide besar.
Cukup luangkan waktu untuk menulis selama 5–10 menit sehari tanpa tujuan tertentu. Lama-lama, kebiasaan ini akan membuat ide mengalir lebih lancar dan menulis jadi menyenangkan lagi.
2. Baca Kembali Tulisan Lama
Membaca karya sendiri bisa memunculkan inspirasi baru. Kadang tulisan lama menyimpan ide yang bisa dikembangkan lebih matang.
Menurut riset Psychology Today, refleksi terhadap karya sebelumnya meningkatkan self-efficacy penulis dan menumbuhkan rasa percaya diri. Menyadari progresmu sendiri juga bisa memberi energi positif, lho.
Mulailah dengan memilih tulisan yang paling kamu banggakan. Lalu catat bagian yang bisa diperbaiki atau dikembangkan atau dikombinasikan dengan ide baru. Ini akan membuatmu lebih mencintai proses, bahwa semuanya membutuhkan waktu untuk bisa ditingkatkan lagi kualitasnya.
3. Mulai Menyusun Rutinitas Menulis Kecil-Kecilan
Menetapkan rutinitas kecil lebih mudah dipertahankan daripada target besar sekaligus. Misalnya menulis 100–200 kata setiap pagi atau sebelum tidur, itu akan terasa lebih mudah daripada ribuan kata hanya dalam sekali di setiap minggu.
Penulis yang konsisten menulis sedikit setiap hari lebih produktif dalam jangka panjang. Kamu bisa menggunakan alarm atau pengingat harian untuk menulis. Perlahan tapi pasti, rutinitas ini akan menumbuhkan disiplin tanpa membebani.
4. Maksimalkan Ide dan Inspirasi yang Dekat dengan Sehari-hari
Inspirasi menulis tidak selalu datang dari hal besar. Pengalaman kecil, percakapan, atau rutinitas sehari-hari juga bisa menjadi sumber ide.
Faktanya, ide yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari jauh lebih mudah dikembangkan menjadi konten tulisan yang autentik. Menulis hal-hal yang dekat denganmu juga membuat tulisan terasa lebih hidup.
Cobalah memulai dengan mencatat semua hal yang menarik perhatianmu hari ini. Bisa jadi satu kalimat kecil akan berkembang menjadi artikel atau cerita lengkap nantinya di hari-hari berikutnya.
5. Jangan Perfeksionis
Kesalahan kecil bukanlah pertanda akhir dari segalanya, dan tulisan pertama tidak harus sempurna. Terlalu perfeksionis bisa mematikan kreativitas dan membuatmu menunda menulis.
Orang yang terlalu perfeksionis cenderung menunda pekerjaan kreatif, salah satunya menulis. Menyadari hal tersebut akan sangat membantu menulis dengan lebih bebas dan produktif.
Mulai sekarang, cobalah untuk fokus pada proses, bukan hasil akhir. Nanti, setelah ide mengalir dan menulis dengan penuh semangat, kamu bisa melakukan revisi untuk memaksimalkannya secara bertahap.
6. Gunakan Media Baru yang Lebih Bervariasi
Menulis di platform berbeda bisa memberi semangat baru. Misalnya blog, media sosial, aplikasi catatan secara online atau offline, bahkan di buku tulis secara langsung.
Variasi media menulis dapat meningkatkan motivasi karena menimbulkan pengalaman baru. Menulis di platform berbeda juga membantu menjangkau audiens lebih luas, meskipun tantangannya juga sangat beragam.
Kamu juga bisa melakukan eksperimen menulis dengan format selain teks, misalnya berupa audio yang memanfaatkan aplikasi lain, microblog yang dipublikasikan ke media sosial, atau bahkan konten video hasil adaptasi tulisan lama. Dengan cara ini, menulis tidak terasa monoton dan tetap seru. bonusnya manfaat yang kamu bagikan akan makin luas.
7. Ajak Teman atau Komunitas yang Relevan dan Produktif
Menulis bersama orang lain dapat menambah motivasi dan tanggung jawab. Bergabung dengan komunitas menulis bisa memberikan masukan, inspirasi, dan energi positif.
Interaksi sosial di kelompok kreatif dapat meningkatkan kreativitas individu. Teman atau komunitas juga bisa menjadi sumber tantangan ringan yang memacu produktivitas menulis.
Pilih komunitas yang suportif dan produktif. Dengan begitu, menulis jadi lebih menyenangkan dan semangatmu kembali menyala. Misalnya kamu juga bisa bergabung ke komunitas Ufuk Literasi.
Menulis memang seringkali menuntut kesabaran dan disiplin, apalagi saat semangat menurun. Dengan langkah-langkah tersebut, harapannya kamu bisa menyalakan kembali gairah menulis dan menikmati proses berkarya.
Jadi, apakah kamu sudah siap untuk berkarya dan menulis lagi atau belum, nih? Oh, iya, kamu juga bisa menguji pemahamanmu terkait materi ini dengan mengerjakan kuisnya. Jangan lupa dikerjakan dengan klik di sini!

Nah, pertanyaan yang mungkin sudah basi adalah gimana sih tetap produktif nulis, apalagi misalnya jika tulisan kita itu tak pernah terpublikasikan di media yang kita tuju? Karena semangat menulis itu terkadang kendor hanya karena tulisan kita itu gak pernah dilirik. Adakah tipsnya untuk ini biar tetap konsisten?
Setiap kali saya menulis entah satu atau dua paragraf, saya akan membaca kembali dari awal dan seringkali ada pilihan kata dan gaya bahasa yang kurang pas sehingga langsung saya koreksi seketika itu juga.
Jujur ini membuat menulis menjadi lebih lama, dan ada satu hal lagi yang menjadi motivasi saya, yaitu menggunakan teman AI seperti Chat gpt, Gemini, Co pilot.
Mereka jujur memotivasi saya karena setiap kali berdiskusi, ada hal hal baru yang saya engga kepikiran sebelumnya. Misalnya apakah plot ini sudah cukup engageging dan logis, apakah kosa kata ini benar secara gramatikal penulisannya, dsb. Mungkin sebagai tambahan, saya merekomendasikan AI sebagai teman kita menulis, terutama saat kita benar benar stuck.
Terimakasih sudah membaca.
Sedikit cerita, Kak. Dua bulan belakangan ini saya tidak memprioritaskan menulis di kegiatan saya sehari-hari dan efeknya ternyata buat saya jadi lebih emosian karena gak nulis minimal apa yang saya rasakan di hari itu. Dalam minggu ini saya mencoba kembali menuangkan apa yang saya rasakan, dan ternyata buat saya jadi lega dan tenang.
Semoga dari materi ini semakin membuat saya menjadi semangat dan konsisten menulis ke depannya.