5 Alasan Mengapa Penulis juga Harus Jago Jualan

Table of Contents
seorang penulis sedang berusaha belajar menyusun strategi penjualan produknya
ilustrasi seorang penulis sedang menyusun strategi jualan (pexels.com/Marcus Aurelius)
Banyak penulis merasa cukup dengan menulis yang bagus, padahal di era yang serba digital sekarang, kemampuan menulis saja tidak lagi cukup. Tulisan yang hebat akan sulit menjangkau pembaca luas jika penulisnya tidak tahu cara mengenalkan karyanya pada dunia.

Menulis dan menjual sebenarnya dua sisi dari satu koin yang sama. Keduanya berbicara tentang memahami manusia. Mulai dari apa yang mereka pikirkan, rasakan, dan butuhkan. Karena itu, saat penulis belajar jualan, sebenarnya ia sedang belajar memahami pembacanya lebih dalam.

Nah, untuk kamu yang baru mulai penting banget tahu hal ini. Sebelum melangkah lebih jauh menjadi seorang penulis yang menghasilkan, maka mengetahui cara dan dibalik alasan jago jualan itu penting. Yuk, simak sampai akhir.

1. Tulisan Membutuhkan Pembaca, dan Pembaca Juga Harus Dijemput

Tulisan yang bagus tidak akan berarti banyak jika tidak ada yang membacanya. Di sinilah pentingnya kemampuan menjual. Bukan dalam arti manipulatif, tapi bagaimana penulis mampu menjemput pembacanya dengan strategi yang tepat.

Seorang penulis yang jago jualan tahu cara menarik perhatian tanpa harus memaksa. Ia bisa membuat orang penasaran, lalu merasa butuh untuk membaca tulisannya sampai habis. Tidak hanya tertarik dalam sekejap saja, tapi juga dalam waktu jangka panjang.

2. Dunia Literasi Juga Punya Kompetisi

Setiap hari ada ribuan tulisan baru bermunculan di internet, mulai dari artikel, e-book, hingga caption yang bertebaran di media sosial. Jika penulis ingin tulisannya terlihat di antara keramaian itu, kemampuan marketing atau menjual menjadi kunci pembeda.

Menjual bukan berarti menurunkan nilai dan kualitas, tapi justru membantu tulisan menemukan tempatnya. Dengan kemampuan menjual, penulis bisa memastikan karyanya tidak hanya tersimpan rapi dalam file manager laptop atau catatan digital, tapi benar-benar sampai kepada pembaca yang tepat.

3. Jualan Melatih Kepekaan terhadap Pasar dan Pembaca

Ketika belajar menjual, penulis belajar membaca tren, memahami kebutuhan, dan mendengarkan audiens. Hal itu akan memperkaya isi tulisannya karena lebih relevan dengan apa yang orang cari dan rasakan.

Tulisan yang relevan bukan hanya dibaca, tapi juga diingat dan dibagikan. Jadi, kemampuan menjual bukan hanya tentang omzet, tapi juga tentang menciptakan dampak lebih luas dari setiap kata yang ditulis. Ketika sudah berani menjual, artinya harus siap memberikan fasilitas terbaik untuk pembacanya.

4. Penulis Adalah Brand yang Harus Dikenal

Setiap penulis punya gaya dan nilai unik yang bisa dijadikan personal branding. Tapi tanpa kemampuan menjual, identitas itu bisa tenggelam begitu saja di tengah lautan konten.

Dengan kemampuan marketing, penulis bisa membangun audiens yang loyal dan menghargai karya-karyanya. Dari situ, peluang kerja sama, penjualan buku, atau bahkan membuka jasa konsultasi bisa terbuka dengan sendirinya.

5. Menjual Adalah Cara untuk Bertahan di Industri Kreatif

Dunia menulis tidak selalu stabil, dan seringkali penghasilan penulis datang secara tidak terduga. Maka, kemampuan menjual menjadi keterampilan bertahan hidup agar penulis bisa terus berkarya tanpa harus khawatir pada hal-hal finansial.

Dengan jago menjual, penulis bisa menciptakan banyak sumber penghasilan dari tulisannya — mulai dari buku, kelas, artikel berbayar, hingga produk digital. Ia tetap bisa idealis, tapi juga realistis dalam menjalani profesinya.

Pada akhirnya, menjual bukan tentang mengorbankan idealisme, tapi tentang memperluas jangkauan makna dari setiap tulisan. Ketika penulis mampu menjual dengan sepenuh hati, maka setiap kata yang ia tulis bukan hanya dibaca, tapi juga menggerakkan.

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar