100 Tulisan Pertama di Blog Pribadi, Apa Selanjutnya?
![]() |
| ilustrasi kumpulan kado hadiah merayakan pencapaian (pexels.com/Laura James) |
Menyadari bahwa hal-hal hebat dimulai dari sesuatu yang kecil, bahkan seringkali tidak diapresiasi oleh mereka yang hanya menuntut hasil. Namun bagi saya, setiap pencapaian tetaplah hasil kerja keras dan doa yang layak untuk diabadikan, bahkan dibagikan.
Tantangan untuk konsisten dan terus menulis di blog pribadi abdulaziz.id ini benar-benar terasa di setiap prosesnya. Apalagi saya juga harus mengelola blog komunitas ufukliterasi.com, yang sebagai editornya. Namun, momen ini ingin saya rayakan sebagai jejak awal dari perjalanan panjang yang sedang diperjuangkan.
Perjalanan Menulis yang Tidak Pernah Singkat
Saya memulai perjalanan menulis sejak 2019, dari hal-hal kecil yang bahkan tidak terpikir akan membawa saya sejauh ini. Saat itu, menulis terasa seperti teman yang mengerti isi kepala saya.
Platform pertama yang saya gunakan pun sederhana, tidak langsung blog atau tempat mewah ataupun premium. Tempat itu adalah wattpad. Namun, justru di sanalah saya belajar menikmati proses menuangkan pikiran tanpa tekanan.
Dari menulis untuk diri sendiri, perlahan saya mengenal dunia kepenulisan yang lebih luas. Perjalanan ini membawa saya ke titik di mana menulis bukan hanya hobi, tetapi jalan untuk tumbuh dan memberi manfaat.
Pelajaran Berharga dari 100 Tulisan Ini
Ternyata, konsisten menulis tidak selalu bergantung pada mood, melainkan komitmen pada diri sendiri. Saya belajar bahwa satu paragraf pun tetap sebuah kemajuan yang layak dirayakan.
Menulis juga mengajarkan saya bahwa kejujuran dalam tulisan jauh lebih menyentuh dibanding tulisan yang ingin terlihat sempurna. Pembaca selalu bisa merasakan dan memahami dalam setiap kata yang dituliskan penulisnya.
Saya juga menyadari bahwa setiap tulisan memiliki waktunya sendiri untuk ditemukan oleh orang yang tepat. Tugas saya hanyalah terus menulis, bukan menebak siapa yang akan tergerak karenanya.
Dampak Nyata yang Saya Rasakan dari Menulis
Dari blog yang awalnya sepi pembaca, perlahan saya mulai melihat kunjungan organik yang datang tanpa saya minta. Itu menjadi bukti bahwa tulisan yang tulus akan menemukan jalannya.
Beberapa kesempatan pekerjaan, kolaborasi, dan proyek di kepenulisan ternyata datang karena tulisan-tulisan yang saya unggah. Saya merasakan sendiri bahwa blog bisa menjadi portofolio yang terus terasa hidup, asalkan sebagai pemiliknya mau konsisten mengisinya dengan tulisan-tulisan baru.
Menulis membuka pintu bagi saya untuk mengajar, berbagi, dan membangun komunitas yang memiliki semangat yang sama. Dari tulisan, saya belajar bahwa dampak positif tidak selalu dimulai dari panggung besar, tapi dari satu tulisan yang menyentuh hati seseorang.
Mengelola Dua Blog dan Menjaga Semangat Agar Tetap Menyala
Konsisten menulis di abdulaziz.id sebagai blog personal sekaligus mengelola ufukliterasi.com sebagai blog komunitas bukan hal mudah. Keduanya memiliki karakter, tujuan, dan gaya yang berbeda.
Saya belajar membagi peran, menulis refleksi, tips, dan pengalaman di blog pribadi, serta memberikan edukasi, inspirasi, dan ruang berkarya di blog komunitas untuk member dan teman-teman lainnya. Keduanya saling melengkapi identitas kepenulisan saya.
Tentu ada lelahnya, tetapi saya ingin kedua blog ini menjadi bagian dari warisan literasi yang saya bangun pelan-pelan. Bukan hanya untuk dikenal, tetapi untuk bermanfaat dan berdampak di masa sekarang dan masa depan.
Visi yang Saya Bawa Setelah 100 Tulisan Pertama
Saya ingin blog ini menjadi rumah bagi perjalanan, pembelajaran, dan keberanian untuk berkarya. Saya ingin pembaca merasakan kehangatan dan menemukan harapan dari setiap tulisan yang ada di sini.
Di masa depan, saya berharap tulisan-tulisan ini menjadi arsip perjuangan sekaligus pijakan bagi penulis muda lainnya. Saya ingin menguatkan siapa pun yang sedang memulai agar tidak menyerah di tengah jalan.
Semoga, blog ini menjadi salah satu jejak kecil yang suatu hari nanti bisa saya wariskan. Bukan warisan materi, tetapi warisan nilai dan inspirasi bagi yang membutuhkannya.
Agar Perjalanan Ini Tidak Berhenti di Angka 100
Saya tidak ingin 100 tulisan ini menjadi garis akhir. Justru, ini adalah pintu menuju fase menulis berikutnya sekaligus perjalanan menaiki anak tangga selanjutnya. Dan, sebagai rasa syukur saya. Pada kesempatan ini juga sedang mengadakan giveaway salah satu buku terbaru berjudul Rumah Paling Ramah.
Ini adalah misi pertama bagi teman-teman yang ingin mendapatkan buku tersebut. Silakan tuliskan harapan kamu ke depannya tentang blog pribadi abdulaziz.id ini, sekaligus harapan untuk saya sebagai penulisnya. Saya, Moch Abdul Aziz. Founder Komunitas Ufuk Literasi. Penulis dari Bojonegoro, Jawa Timur. Salam kenal, ya.
Jika kamu membaca ini, saya ingin mengajakmu memulai tulisan pertamamu, atau tulisanmu berikutnya. Karena bisa jadi, kamu mungkin memulai dari sebuah kalimat yang terasa berat dan penuh overthinking, tetapi suatu hari nanti, kalimat tersebut akan menguatkan banyak orang. Mungkin, dan sangat mungkin.
.jpg)
Cerita ini berawal dari saya lulus SMA, banyak kisah yang tak bisa terungkapkan, dan banyak langkah yang sudah terlewati menjadi pedoman kokohnya pendirian saat ini. Di usia yang ke-20 ini Saya memutuskan untuk menjadi seorang pembaca dan penulis, semoga kisah ini bisa teguh dan berkelanjutan. Terima kasih
Harapan kedua saya adalah jika suatu hari nanti ada kesempatan, saya ingin belajar langsung dengan Mas Aziz serta ingin sekiranya bisa mengirimkan tulisan saya ke Mas Aziz untuk dikoreksi dan diperbaiki langsung oleh Mas Aziz. Terima kasih
Setelah membaca tulisan ini saya ingin seperti mas aziz tetap semangat dalam menulis dan menjadi orang yang bermanfaat bagi orang lain.
Terimakasih kak :D
Pesan saya, teruslah merawat kata seperti taman kecil dalam dada. Jangan meng-underestimate tulisan kakak sendiri. Kakak terus saja menulis hal-hal baik. Seperti kata kakak, tulisan yang dibuat dengan tulus pasti punya dan akan menemukan jalannya sendiri ke hadapan pembacanya. Harapan saya, semoga blog Kak Aziz, baik yang pribadi maupun komunitas tumbuh menjadi hutan cerita yang meneduhkan siapa pun yang singgah, serta dapat menjadi seperti air sungai yang dapat memuaskan dahaga siapa saja yang mampir untuk membaca. Sekali lagi selamat atas tulisannya yang ke seratus, Kak Aziz. Selamat dan semangat melangkah lagi untuk tulisan kakak yang selanjutnya. Terima kasih untuk wadah literasi yang sudah kakak bangun. Semoga makin banyak yang kenal Kak Aziz dan komunitas Ufuk Literasi juga supaya kualitas literasi di Indonesia semakin meningkat. Kak Aziz jaga kesehatannya. Karena buat menghasilkan tulisan yang baik membutuhkan kombinasi fisik, mental, dan pikiran yang sehat. Semangaatt Kak Aziz. So proud of youu!!!
Sedikit cerita klo saya pernah sempat kepikiran untuk menulis tapi bingung mulainya darimana dan terhalang dengan waktu serta mood yg ga menentu hhe. Singkat cerita postingan nya kk itu lewat di beranda ig, trus dari situ saya kayak termotivasi gitu dan saya mulai nulis cuman ya nulis" jurnaling gitu kak, kaya ngutarakan isi kepala yg gatau kemana mau diceritakan wkwk, trus juga jurnaling hal" yang positif biar ga ovt. Nah melihat semangat kk yg trus berkarya ada terbesit jugaa mencoba publish untuk mengajak dan memotivasi teman", tapi masih banyak pertimbangan dihati kak hhe.
Harapannya semoga blog abdulaziz.id makin menginspirasi banyak orang untuk berani memulai tulisan pertamanya, dan membantu meningkatkan minat literasi anak muda yg mana minimnya literasi di zaman sekarang ini. Dan saya juga setuju bgt dengan yg kk sebutkan bahwa satu kalimat yang berat ditulis hari ini bisa menguatkan banyak orang di masa depan. Terus semangat ya, Kak✨
Terima kasih Kak Aziz dan komunitas Ufuk Literasi, semoga tidak lelah menebar kebaikan melalui tulisan dan dimudahkan selalu dalam prosesnya.
Aku pribadi juga memiliki ketertarikan pada dunia menulis. Sejak SMP aku mulai jatuh hati pada sastra, terutama puisi. Meskipun dulu hanya menulis ketika sempat, dan ikut event kalau sedang mood, tapi semakin ke sini aku mulai sadar bahwa menulis bukan sekadar hobi, ini adalah bakat yang perlu dikembangkan.
Aku juga belum terlalu lama mengikuti Instagram Kak Aziz, tapi satu postingan yang tanpa sengaja aku temukan terasa seperti energi baru yang kembali menyalakan semangat menulisku. Dua kali ikut event menulis memberikan kebahagiaan tersendiri meski tidak juara, meski tulisanku masih banyak kekurangan. Namun, keberanian menulis dan mempublikasikan karya rasanya sudah menjadi kemenangan: menang melawan rasa malas, rasa insecure, dan rasa takut diremehkan.
Sekarang, aku ingin berusaha konsisten menulis, walaupun hanya satu paragraf setiap hari.
Terima kasih, Kak, karena telah hadir membawa banyak ilmu. Terima kasih sudah berbagi tanpa pamrih. Semoga Allah membalas semua kebaikanmu, meninggikan derajatmu, dan menjadikanmu salah satu penulis terbaik yang kau impikan.
Dan semoga siapa pun yang sedang berjuang belajar Allah mudahkan jalannya. 🤍
Begitu aku membuka blog ini, rasanya seperti melangkah ke dalam pelukan hangat sebuah rumah baru di tengah kebisingan dunia maya. 🏠💕 Kontennya... deep dive dan berbobot, tapi disajikan dengan cara yang begitu mudah dicerna, seolah-olah kita sedang berbincang santai dengan sahabat. 📝💡 Aku benar-benar terkesan dengan semangat dan konsistensi Kak Aziz dalam membagikan wawasan tentang kepenulisan dan pengembangan diri. Blog ini bukan hanya sekadar tulisan; ini adalah pengalaman yang menyentuh seperti proses penyembuhan yang produktif! 🌱🌟
Ke depannya, aku berharap abdulaziz.id semakin bersinar, menjangkau lebih banyak orang, dan tetap menjadi sumber inspirasi yang menebar kebaikan. 🌟📈 Semoga blog ini terus menjadi Rumah Paling Ramah, baik di dunia maya maupun nyata! 📚🙏 Teruslah berkarya, Kak! Dan semoga rezeki buku ini segera mendarat di rumahku! 🎁💖 Aamiin! 🤲
Gak gampang loh konsisten nulis sambil menghadapi berbagai hal yang kadang bikin kita kehilangan semangat, tapi kakak bisa membuktikan kalau hambatan itu bisa dilewati dan malah dijadikan bahan tulisan yang bermanfaat. Semoga blog ini terus jadi sarana berbagi kebaikan dan pengetahuan yang pahalanya mengalir terus. Tulisan-tulisan kakak ini lumayan ngena sih bagi aku, bikin aku ikut refleksi 😊
Semoga senantiasa dilancarkan segala sesuatunya termasuk dalam mengelola komunitas Ufuk Literasi sendiri. Sebagai verified member yang bergabung di komunitas Ufuk Literasi, aku bersyukur bisa belajar banyak hal baru dari yang awalnya hal itu terasa asing buatku, tentunya terkait hal menarik seputar dunia kepenulisan.
Kini aku mulai percaya diri dengan hasil tulisanku, yaa.. meski bisa dibilang kelihatan proses belajarnya. Tapi setidaknya ada kemajuan yang ku peroleh berkat ilmu hasil sharing dan challenge dari komunitas Ufuk Literasi. Yang di mana, tanpa sengaja saat itu aku sedang scroll medsos lalu menemukan akun Ufuk Literasi yang dapat membantuku lebih percaya diri dengan hasil tulisanku sendiri ✨
Harapanku ke depanya, semoga blog abdulaziz.id maupun blog Ufuk Literasi dapat memotivasi para penulis pemula, membantu mereka untuk lebih berani melangkah demi langkah di dunia kepenulisan. Menjadi rumah ternyaman bagi para penulis sebagai tempat di mana kita dapat berbagi pengalaman dan tentunya menjadi sumber inspirasi yang bermanfaat bagi sesama 📚💌
Bagian yang paling mengena buatku adalah pengingat bahwa konsistensi tidak selalu lahir dari mood. Ada disiplin lembut di sana, usaha kecil yang terus dipupuk setiap hari. Juga kejujuran dalam menulis yang sering kali justru lebih menggerakkan dibanding apa pun yang sengaja dibuat sempurna.
Terima kasih sudah mengajak pembaca ikut menapak jejak ini. Semoga langkah berikutnya makin luas, makin lapang, dan tetap menjadi rumah bagi siapa pun yang mencari tenang lewat kata.
Kalau seratus tulisan saja bisa memberikan makna sedalam ini, kira-kira seperti apa ya tulisan ke-200 nanti?
Proud of you!! aku udah lama ngikutin akun ig kak aziz tentang menulis dan berkarya. congrats ya kak untuk tulisan ke-100. aku masih banyak banget harus belajar membangun pondasi untuk berkarya serta mindset nya.
Penasaran deh kak dengan journey nya kamu untuk membangun konsistensi, disiplin, fokus, dan gak bergantung pada mood. Aku sedang membangun habit menulis di buku khusus dan publish artikel pertamaku di Medium, tapi karna lgi burnout dan kerjaan di kantor menuju deadline, alhasil tulisanku masih dlm bentuk draft.
So, 100 tulisan pertama blog pribadi ini bikin aku jadi semangat lagi untuk mengalahkan rasa mood tadi. Rasanya aku ingin mentoring langsung dgn kak Aziz ditengah gempuran distraksi digital saat ini
Semangat kak Aziz. Setelah ini, aku pastikan pondasi untuk menulis dan berkarya kembali kuat dan fokus.