Kata Galgah Resmi Masuk KBBI, Apa Artinya untuk Penulis?
Table of Contents
![]() |
| ilustrasi kata-kata penggunaan galgah (pexels.com/Lisa from Pexels) |
Buat penulis, ini bukan sekadar berita ringan soal bahasa. Ada banyak hal menarik dari fenomena ini yang bisa kita jadikan pelajaran ataupun insight dalam menulis dan berkomunikasi. Yuk kita kupas pelan-pelan biar kamu nggak ketinggalan.
1. Apa Arti “Galgah” dan Mengapa Bisa Masuk KBBI?
Galgah adalah kata yang berarti “tidak haus lagi” atau “lega tenggorokan setelah minum”. Jadi, kalau kamu baru habis minum es teh dan merasa plong, itu namanya galgah.
Kata ini awalnya viral di TikTok dan dipopulerkan salah satunya oleh kreator Bunga Reyza. Karena penggunaannya makin luas dan dipahami banyak orang, akhirnya galgah dicatat dalam KBBI sebagai kosakata baku.
Contoh Kalimat dengan Kata Galgah
- “Minum es kelapa di siang panas tuh bikin galgah banget.”
- “Satu gelas aja belum galgah, tambah lagi deh.”
Kata ini terdengar ringan, tapi punya makna yang jelas dan spesifik. Ini bikin galgah mudah diterima dan disukai banyak orang.
2. Bukti Kalau Bahasa Gaul Bisa Jadi Baku Kalau Dipakai Secara Luas
Galgah membuktikan bahwa bahasa gaul bukan sesuatu yang selalu berakhir begitu saja ketika sudah tidak viral. Kalau kata tersebut dipakai secara konsisten dan dipahami banyak kalangan, ia juga bisa diakui.
Bahasa itu milik penuturnya. Kalau masyarakat memakainya, menyebarkan, dan merasa butuh dengan satu kata, otoritas bahasa tinggal meresmikan.
Kapan Bahasa Gaul Punya Peluang Masuk KBBI?
- Dipakai lintas platform (bukan hanya satu circle).
- Dipahami audiens luas, bukan hanya “inside joke”.
- Bertahan cukup lama, bukan viral seminggu lalu hilang.
Fenomena ini jadi bukti kalau kita nggak bisa meremehkan kekuatan budaya digital terhadap perkembangan bahasa.
3. Bahasa Itu Hidup dan Bergerak Cepat, Penulis Perlu Menyesuaikan Diri
Bahasa berubah dan menyesuaikan mengikuti zaman, penggunanya, dan kebiasaan komunikasi baru. Yang mungkin saja awalnya dianggap alay, bisa jadi bahasa baku.
Sebagai penulis, kita perlu punya fleksibilitas dan peka terhadap perubahan ini. Tujuannya sederhana, yaitu agar tulisan kita tetap terasa dekat dan relevan dengan pembaca hari ini.
Tips Supaya Tidak Tertinggal dengan Perkembangan Bahasa
- Kontrol timeline media sosial bukan cuma buat hiburan, tapi riset
- Perhatikan kosakata yang sering muncul di komentar, caption, dan konten yang sedang viral
- Catat kata-kata baru yang muncul, siapa tahu bisa kamu manfaatkan
Penulis yang mengikuti perkembangan bahasa akan selalu lebih relate, tanpa harus memaksakan diri mengikuti semua tren yang ada.
4. Bahasa Gaul Boleh Dipakai, tapi Jangan Overdosis
Bahasa gaul bisa bikin tulisan terasa akrab. Tapi kalau kebanyakan, tulisanmu bisa kehilangan makna, terasa norak, atau cepat basi. Kuncinya ada di proporsi. Serap energinya, bukan seluruh bahasanya.
Batas Pemakaian Bahasa Gaul yang Aman
- Gunakan di pembukaan untuk menciptakan kedekatan.
- Pakai seperlunya untuk memperkuat tone percakapan.
- Hindari memakai di kalimat kunci, insight inti, dan ajakan penting.
Tugas penulis tetap menyampaikan pesan, bukan sekadar memamerkan kalau kita update tren yang ada.
5. Bagaimana Cara Menggunakan “Galgah” dalam Tulisan atau Konten?
Supaya nggak terasa asal tempel dan ikut-ikutan, kamu bisa menempatkan galgah di konteks yang pas. Terutama saat menulis yang berkaitan dengan aktivitas minum, makanan, lifestyle, atau suasana santai. Kata ini cocok digunakan untuk konten daily life, fiksi ringan, caption, atau storytelling pendek, dan lainnya.
Contoh Penggunaan Kata Galgah yang Relevan
- Blog lifestyle:
“Nggak ada yang lebih galgah selain minum es jeruk habis lari sore.” - Fiksi ringan:
“Akhirnya aku bisa galgah setelah tiga jam keliling mall.” - Caption Instagram:
“Beli es boba bukan karena haus, tapi demi rasa galgah-nya.”
Intinya adalah menggunakan seperlunya aja. Tujuannya agar pembaca merasa dekat, bukan justru jadi makin bingung.
6. Baku vs Gaul, Pilihlah Sesuai Audiens dan Platform
Nggak semua tulisan butuh bahasa gaul, dan nggak semua tulisan harus baku. Yang penting adalah tempat dan tujuan penulisan.
Menulis di blog personal bisa lebih cair. Tapi menulis di media nasional, jurnal, atau buku nonfiksi, tentu saja harus tetap memprioritaskan kaidah bahasa yang rapi.
- Media sosial → boleh santai dan gaul.
- Artikel blog → bisa kombinasi, penting tetap jelas pesan yang ingin disampaikan.
- Buku dan karya ilmiah → dominan baku, bahasa gaul hanya sebagai contoh atau catatan.
Bahasa bukan hanya soal benar atau salah, tapi tepat guna atau tidak. Apapun yang berlebihan memang tidak baik, apalagi menggunakannya tanpa pertimbangan dan penyesuaian dalam menuliskannya.
7. Adaptif Itu Penting, tapi Tetap Bertanggung Jawab dengan Pilihan Kata
Bahasa gaul membantu tulisan terasa humanis dan dekat. Tapi sebagai penulis, kita tetap punya tanggung jawab untuk menjaga kejelasan makna. Menulis itu bukan tentang ikut tren atau menunjukkan kosa kata paling update. Intinya adalah pembaca paham dengan apa yang kita sampaikan.
Kalau kamu bisa membuat bahasa baku terasa hangat dan bahasa gaul terasa elegan, di situlah kualitasmu sebagai penulis terlihat.
Masuknya galgah ke KBBI adalah pengingat bahwa bahasa bisa terlahir dari mana saja, termasuk dari konten santai di TikTok. Apa pun sumbernya, selama digunakan luas dan punya fungsi yang baik, bahasa bisa terus mengalami perkembangan.
Untuk penulis, pelajarannya adalah jangan kaku dengan bahasa, tapi jangan juga sembarangan dalam menggunakannya. Karena pada akhirnya, menulis bukan soal memamerkan kata yang paling benar. Menulis adalah soal mengirim dan membagikan makna yang bisa tersampaikan kepada pembacanya.
Nah, menurut kamu bagaimana dengan hadirnya kata "Galgah" ini? Apakah sudah menggunakannya, atau justru baru tahu? Yuk, lebih update lagi, siapa tahu setelah ini kamu juga menemukan kosakata baru.

Posting Komentar