10 Pelajaran Hidup tentang Kerja, Resign, dan Bertahan

Table of Contents
perempuan bimbang sebelum resign
ilustrasi perempuan bimbang sebelum resign (pexels.com/ANTONI SHKRABA production)
Banyak orang bilang pekerjaan ideal itu yang sesuai passion, bikin bahagia, dan menyehatkan mental. Namun, realita di usia dewasa justru mengajarkan bahwa bekerja tidak selalu tentang suka atau tidak suka, tetapi tentang tanggung jawab dan keberanian mengambil keputusan.

Di tengah hiruk pikuk resign demi kesehatan mental dan bertahan demi kebutuhan finansial, ada begitu banyak pelajaran yang membuka mata. Kita tidak selalu bisa mendapatkan semua hal dalam satu waktu, tapi kita bisa memilih apa yang paling dibutuhkan saat ini.

Berikut adalah 10 pelajaran hidup tentang kerja, resign, dan bertahan yang siapa tahu akan terasa relate untuk kamu. Karena apapun yang dipilih, pasti ada dampak positif dan negatifnya. Simak sampai akhir, ya!

1. Kerja Tidak Selalu Harus Dicintai

Tidak semua orang bekerja di bidang yang membuatnya berbunga-bunga setiap hari. Kadang, pekerjaan hanyalah jembatan menuju kehidupan yang kita impikan.

Boleh saja tidak selalu jatuh cinta dengan pekerjaan, yang penting kita tidak kehilangan arah. Cinta pada hasil kerja bisa tumbuh setelah kita melihat dampaknya.

2. Bertahan Itu Juga Bentuk Perjuangan

Tidak semua orang yang bertahan itu lemah atau takut mencoba hal baru. Banyak yang memilih bertahan karena sedang menyusun masa depan secara matang.

Bertahan bukan berarti pasrah dan tidak berkembang, justru seringkali mengasah mental lebih kuat. Ada kekuatan besar dalam kemampuan menahan sementara untuk melompat lebih jauh.

3. Resign Tidak Selalu Solusi Instan

Resign memang bisa membuat kita merasa lega sesaat dari tekanan. Tetapi tanpa rencana, kelegaan itu bisa berubah jadi beban baru.

Kadang kita butuh jeda, bukan langsung pergi meninggalkan semuanya. Yang tepat itu bukan cepat resign tapi resign dengan persiapan.

4. Mental Health Penting, Tapi Finansial Juga

Menjaga kesehatan mental itu wajib, bukan sekadar tren. Namun kesehatan mental juga butuh stabilitas finansial untuk bertahan.

Ada orang yang memilih bertahan bukan karena kuat, tapi karena harus bayar tagihan dan kehidupan terus berjalan. Tidak semua orang punya privilege untuk langsung berhenti bekerja.

5. Lingkungan Kerja Membentuk Kita

Kantor yang terasa toxic memang bisa menggerus harga diri, produktivitas, bahkan kesehatan. Tapi lingkungan kerja yang suportif bisa mengubah cara kita melihat dunia.

Tempat kerja adalah sekolah kehidupan yang sering mengajari hal-hal yang tak pernah kita pelajari saat kuliah. Di sana, karakter dan profesionalitas kita ditempa setiap hari.

6. Skill Bisa Menyelamatkan Kita di Masa Sulit

Ketika keadaan tidak lagi memihak, skill adalah pegangan yang menyelamatkan. Skill memberi kita kebebasan untuk memilih jalan.

Meningkatkan kemampuan adalah investasi yang tak pernah rugi. Semakin banyak skill yang kita punya, semakin lebar pintu rezeki yang terbuka.

7. Jangan Resign Saat Emosi

Keputusan besar sebaiknya tidak diambil saat sedang marah, stres, atau kecewa memuncak. Hati panas seringkali menghasilkan langkah yang disesali.

Tenangkan diri dulu agar pikiran kembali jernih. Resign itu keputusan hidup yang sangat berpengaruh pada momen selanjutnya, bukan pelampiasan sesaat.

8. Rencana B Lebih Penting dari Sekadar Keberanian

Keberanian resign itu bagus, tapi akan jadi bumerang kalau tanpa strategi. Rencana B membuat kita tetap bertahan saat jalan utama tak berjalan mulus.

Siapkan tabungan atau dana darurat beberapa bulan ke depan, skill tambahan, atau peluang lain sebelum melangkah. Masa depan butuh dipetakan, bukan hanya dijalani apa adanya.

9. Setiap Pilihan Ada Konsekuensinya

Baik bertahan maupun resign, semuanya punya harga yang harus dibayar. Tidak ada pilihan yang 100% benar atau salah untuk semua orang.

Yang penting adalah siap menerima konsekuensi dari pilihan yang kita ambil. Hidup adalah tentang keberanian mengelola akibat dari keputusan kita sendiri.

10. Yang Benar Adalah yang Kamu Butuhkan Saat Ini

Tidak ada satu jawaban seragam soal pekerjaan. Yang terbaik adalah yang paling sesuai dengan kondisi, nilai, dan tujuan hidupmu sekarang.

Hidup bukan lomba membuktikan siapa paling berani resign atau paling kuat bertahan. Hidupmu, keputusanmu, dan kamu berhak menentukan jalan yang paling menenangkan jiwa.

Pada akhirnya, kita semua sedang berproses menemukan jalan karier yang paling pas untuk diri sendiri. Tidak perlu membandingkan perjalananmu dengan orang lain, karena masing-masing punya situasi, tanggung jawab, dan kemampuan yang berbeda.

Daripada bingung, sekarang saatnya memetakan bagaimana pilihan yang bisa kamu lakukan ke depannya. Entah memilih bertahan ataupun resign, semoga kamu dipertemukan pada hal-hal baik yang meyakinkan. Semangat terus, ya!

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar