5 Tipe Penulis Pemula yang Harus Kamu Tahu

Table of Contents
seorang penulis sedang mengetik
ilustrasi penulis (freepik.com/freepik)
Setiap penulis pemula punya gaya dan kecenderungan yang berbeda-beda. Ada yang menulis karena kebutuhan ekonomi, ada juga yang menulis murni karena dorongan emosi dan kesenangan pribadi.

Mengenali tipe diri sendiri penting agar kamu tahu di mana posisi kamu sekarang. Dari situ, kamu bisa menentukan langkah terbaik untuk berkembang sebagai penulis yang lebih terarah.

Nah, berikut adalah 5 tipe penulis pemula yang harus kamu tahu. Meskipun bukan yang selalu pemula banget, penulis senior juga kadang masih masuk. Haha, yuk simak sampai akhir.

1. Tipe Penulis Palugada (Apa Lu Mau, Gue Ada)

Penulis tipe ini bisa menulis hampir semua jenis tulisan. Artikel, cerpen, caption, hingga konten promosi, semuanya dilahap tanpa banyak pertimbangan.

Tujuan menulisnya beragam, mulai dari mencari penghasilan hingga sekadar menyalurkan hobi. Fleksibilitas ini jadi kelebihan karena peluang kerja biasanya lebih terbuka.

Namun, tanpa arah yang jelas, penulis Palugada sering kesulitan membangun identitas. Lama-lama, portofolionya banyak tapi branding pribadinya kurang kuat.

2. Tipe Penulis Oversharing

Penulis Oversharing menjadikan menulis sebagai ruang ekspresi diri. Setiap pengalaman menarik, sedih, atau berkesan hampir selalu diubah menjadi tulisan.

Bentuk tulisannya pun beragam, bisa berupa puisi, cerita pendek, novel, atau tulisan reflektif. Baginya, menulis adalah cara mengabadikan perasaan dan berbagi makna.

Masalahnya muncul saat batas antara pengalaman pribadi dan konsumsi publik jadi kabur. Jika tidak disaring, tulisan bisa terlalu terbuka dan berisiko disalahartikan pembaca.

3. Tipe Penulis Overthinker

Penulis Overthinker sangat perfeksionis terhadap tulisannya. Satu kalimat bisa direvisi berkali-kali sebelum merasa cukup layak.

Proses menulisnya cenderung lama karena selalu merasa ada yang kurang. Bahkan setelah selesai, keraguan sering muncul saat hendak mempublikasikan tulisan.

Di satu sisi, kualitas tulisannya biasanya rapi dan terjaga. Namun, jika dibiarkan, overthinking justru bisa menghambat produktivitas menulis.

4. Tipe Penulis Paling Santuy

Menulis bagi tipe ini hanyalah aktivitas sampingan. Selama kebutuhan utama terpenuhi dari pekerjaan lain, menulis tidak jadi prioritas utama.

Saat ada proyek berbayar, semangat menulisnya langsung muncul. Namun, ketika tidak ada tawaran, aktivitas menulis pun ikut berhenti.

Sikap santai ini sebenarnya tidak salah. Hanya saja, tanpa konsistensi, kemampuan menulis bisa stagnan dan sulit berkembang.

5. Tipe Penulis FOMO

Penulis FOMO selalu tertarik pada tren yang sedang ramai. Ketika satu platform atau genre populer, ia langsung ikut mencoba.

Sayangnya, ketertarikan ini sering tidak dibarengi komitmen belajar yang serius. Akibatnya, proses menulis jadi setengah-setengah dan mudah ditinggalkan.

Pada akhirnya, fokus menulis jadi terpecah. Tulisan tersebar di banyak tempat, tapi tidak memiliki benang merah yang jelas.

Menjadi penulis pemula wajar jika masih mencoba banyak hal. Setiap tipe punya kelebihan dan tantangan masing-masing yang bisa dipelajari.

Yang terpenting adalah menyadari posisi diri sendiri dan mau bertumbuh. Saat arah menulis mulai jelas, proses belajar dan berkarya akan terasa jauh lebih bermakna. 

Nah, kalau kamu mau uograde skill menulis atau belajar bersama, bisa banget ikut ke program belajar menulis bersama Ufuk Literasi, ya. Jadi, kamu termasuk tipe yang mana, nih?

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

Posting Komentar