Cara Menggunakan Tanda Elipsis (...) yang Benar Sesuai Ketentuan

Table of Contents
seseorang belajar menggunakan tanda elipsis dengan benar
ilustrasi seseorang belajar menggunakan tanda elipsis (pexels.com/Ron Lach)
Tanda elipsis atau titik tiga (...) sering digunakan penulis untuk menunjukkan jeda, kalimat yang terputus, atau ada bagian yang dihilangkan dalam kutipan. 

Sayangnya, banyak penulis pemula masih salah menempatkan tanda ini. Padahal, kesalahan kecil seperti ini bisa membuat tulisan terlihat berantakan.

Supaya tulisanmu makin rapi dan sesuai kaidah PUEBI, berikut panduan lengkap penggunaan elipsis. Masih menjadi kelanjutan materi sebelumnya. Silakan baca dulu materi ketiga yaitu Cara Menggunakan Partikel di dan Ke yang Benar sebelum melanjutkan ke materi ini.

1. Gunakan Spasi Sebelum dan Sesudah Elipsis

Elipsis tidak boleh menempel langsung pada kata. Harus ada spasi di kiri dan kanan.

❌ Mungkinkah... dia mencintaiku?

✔️ Mungkinkah ... dia mencintaiku?

2. Elipsis Tengah vs Elipsis Akhir

Elipsis tengah: tiga titik (...) untuk jeda atau kalimat terpotong di tengah.

❌ Tiba-tiba...

✔️ Tiba-tiba ...

Elipsis akhir: empat titik (....) jika elipsis berada di akhir kalimat. Tiga titik sebagai elipsis, satu titik sebagai tanda penutup. Setelah itu, lanjutkan dengan huruf kapital.

❌ Oh .... aku tidak merasa begitu.

✔️ Oh .... Aku tidak merasa begitu.

3. Huruf Kapital Setelah Elipsis

Setelah elipsis tiga titik (...), jangan gunakan huruf kapital, kecuali nama orang atau tempat.

❌ Bagaimana ... Hati bak teriris.

✔️ Bagaimana ... hati bak teriris.

✔️ Namaku ... Andriana.

✔️ Hotelnya bernama ... Alisha?

4. Elipsis dalam Dialog

Dalam dialog, elipsis sering digunakan untuk menunjukkan jeda, keraguan, atau emosi yang terputus.

Aturannya: tiga titik ditambah tanda baca dialog.

✔️ "Aku harus pergi ...," ucapnya sendu.

✔️ "Ke mana ...?" tanyanya malas.

✔️ "Pergi, aku muak ...!" bentaknya emosi.


Jika elipsis diikuti dialog aksi, gunakan huruf kapital setelahnya.

 "Aku benci ...." ia menggenggam kedua tanganku.

✔️ "Aku benci ...." Ia menggenggam kedua tanganku.

5. Jangan Terlalu Sering Memakai Elipsis

Elipsis memang bisa memperkuat nuansa dramatis, tapi jangan berlebihan. Kalau maksudnya masih bisa diwakili dengan tanda koma, lebih baik gunakan koma.

❌ Oh ... ternyata dia begitu.

✔️ Oh, ternyata dia begitu.

Kesimpulan

Penggunaan elipsis yang benar akan membuat tulisanmu terlihat profesional, apalagi saat menulis karya sastra atau artikel yang serius. Ingat aturan dasarnya yaitu sebagai berikut.

  • Selalu beri spasi di kiri dan kanan elipsis.

  • Tiga titik untuk jeda, empat titik untuk akhir kalimat.

  • Setelah elipsis, huruf kecil kecuali nama atau tempat.

  • Gunakan secukupnya, jangan berlebihan.

Dengan memahami aturan ini, tulisanmu akan lebih rapi, nyaman dibaca, dan tidak kehilangan nuansa dramatiknya. Kalau kamu sendiri masih bingung atau sudah terbiasa dalam menuliskan elipsis ini? Coba berlatih di kolom komentar, deh.

Moch Abdul Aziz
Moch Abdul Aziz Aktif sharing tips dan motivasi menulis di instagram dan tiktok dengan username @abdulaziz.writer

3 komentar

Silakan berkomentar dengan sopan, boleh bertanya juga ataupun request tulisan selanjutnya!
Comment Author Avatar
Nurul Lathifah
11 September 2025 pukul 14.05 Delete
Wah, ini ni, jawaban yang kemarin aku pertanyakan. Terima kasih ka Aziz.
Comment Author Avatar
11 September 2025 pukul 15.05 Delete
Terima kasih materinya. Ternyata ada beberapa poin yang baru saya tahu.
Comment Author Avatar
13 September 2025 pukul 21.52 Delete
Terima kasih ilmu nya, sampai sekarang yg cukup lumayan sulit difahami ttg ini, hehehe.