 |
| ilustrasi chatgpt (pexels.com/Markus Winkler) |
Menulis memang bukan hal mudah karena bisa memakan waktu dan tenaga. Maka dari itu, meminta bantuan AI seperti ChatGPT sering jadi cara tercepat dan paling praktis.
Cukup ketikkan
prompt, tunggu sebentar, dan tulisan langsung jadi. Sangat membantu siapapun yang ingin
produktif dan menyelesaikan tulisan dalam waktu singkat. Tapi kalau terlalu sering memanfaatkannya begitu saja, kamu bisa kehilangan ciri khas dari tulisanmu sendiri, lho!
ChatGPT itu ibaratkan teman menulis yang pintar dan sudah cukup banyak digunakan untuk penulis pemula ataupun senior, tapi bukan berarti semua hal harus dikerjakan bersama dengannya. Penulis tetap butuh ruang untuk berlatih, berimajinasi, dan berpikir dengan gaya khasnya sendiri.
Kalau kamu merasa mulai ketergantungan, berikut adalah enam tips anti-mainstream tapi efektif agar tetap bisa produktif sebagai penulis tanpa harus selalu mengandalkan ChatGPT!
1. Anggap ChatGPT tidak pernah ada
 |
| ilustrasi seseorang bekerja secara remote (pexels.com/Pavel Danilyuk) |
Coba sesekali berpura-pura bahwa ChatGPT itu belum ditemukan. Tulislah dengan kemampuanmu sendiri, tanpa tergoda untuk buru-buru bertanya ke ChatGPT.
Kamu pasti tidak menyangka, bahwa ternyata kemampuan menulismu lebih kuat dan hebat dari yang dikira. Cara sederhana ini bisa memberi dampak besar bagi dirimu.
Salah satunya adalah melatih cara berpikir dan menumbuhkan kepercayaan diri sebagai penulis sejati. Alih-alih bergantung sepenuhnya pada ChatGPT, kamu mulai sadar bahwa menulis adalah ketrampilan yang harus terus diasah, bukan digantikan.
2. Menulis seolah kamu sudah jadi penulis sukses
 |
| ilustrasi seseorang penulis sukses membawa uang (pexels.com/Photo By: Kaboompics.com) |
Bayangkan kamu adalah penulis yang karyanya dibaca ribuan orang. Penulis sukses tentu punya gaya, karakter, dan ide yang tak bisa ditiru siapa pun, bahkan oleh ChatGPT.
Jika tulisanmu sepenuhnya bergantung pada AI, pembaca bisa kehilangan feel yang dulu mereka temukan dari karya-karyamu yang autentik. Mulai sekarang, tulislah seolah kamu sudah berada di titik itu.
Bayangkan setiap tulisanmu selalu dinantikan. Pasti muncul rasa takut untuk mengecewakan mereka, bukan? Nah, justru rasa takut itulah yang bisa menyelamatkanmu dari ketergantungan berlebihan pada ChatGPT.
3. Gunakan ChatGPT hanya untuk riset ide di beberapa bagian tertentu
 |
| ilustrasi hrd sedang melakukan pengecekan data (pixabay.com/lukasbieri) |
ChatGPT memang boleh digunakan untuk riset topik atau mencari referensi awal. Tapi setelah itu, biarkan ide-idenya kamu olah secara mandiri.
Kamu bisa menambahkan pengalaman pribadi, sudut pandang unik, atau gaya humor khasmu. Dengan begitu, tulisanmu terasa lebih hidup dan tidak sekadar hasil generate prompt kecerdasan buatan.
Memanfaatkan ChatGPT secara wajar bisa jadi solusi agar kamu tetap punya batasan dan ruang berpikir kritis ketika menulis. Batasi penggunaan ChatGPT agar kualitas tulisanmu tetap terjaga dan orisinil.
4. Latih diri sendiri dengan tantangan menulis secara manual
 |
| ilustrasi seorang penulis sedang menyusun strategi jualan (pexels.com/Marcus Aurelius) |
Cobalah untuk membuat tantangan pribadi untuk meningkatkan rasa percaya diri dalam menulis. Misalnya seperti satu minggu menulis tanpa ChatGPT dan berikan hukuman jika kamu melanggarnya.
Buka laptop, tulis dari nol, tanpa bantuan siapa pun bisa jadi alternatifnya. Mungkin awalnya terasa lama, tapi justru di situ kamu belajar menyusun kalimat dan struktur tulisan dengan imajinasi sendiri.
Lama-lama, kamu akan mulai terbiasa dan mahir tanpa disadari. Tulisan makin berbobot dan kepercayaan diri tanpa mengandalkan ChatGPT terus menerus ikut meningkat.
5. Paksa diri untuk menulis tanpa henti
 |
| ilustrasi penulis konsisten menulis setiap hari (pexels.com/Armin Rimoldi) |
Lupakan pemikiran negatif dan merasa kesulitan memulai menulis dari awal. Cobalah menulis baris pertama secara spontan atau bagian pengantar yang kamu rasa terbaik sebisanya, ini adalah jalan pintas menerjang hambatan dalam menulis.
Jangan khawatirkan tata bahasa, tanda baca, atau kalimat yang tepat harus seperti apa. Salah satu cara anti-mainstream yang bagus untuk dicoba adalah menulis apa adanya.
Berusaha untuk mendapatkan hasil yang sempurna di awal hanya akan membuatmu terbebani dan tidak segera memulai. Ujung-ujungnya kamu akan terus kecanduan dan mengandalkan ChatGPT lagi dan lagi.
6. Sempatkan untuk menulis manual di buku tulis
 |
| ilustrasi menulis di buku tulis (pexels.com/Artem Podrez) |
Saat menulis secara manual di buku tulis, kemungkinan besar kecepatan menulis akan jauh lebih lambat dibandingkan jika mengetik di komputer ataupun
smartphone. Namun, kecepatan yang lebih lambat ini tidak selalu buruk.
Saat menulis setiap kata, kamu akan dipaksa untuk membuat pilihan yang disengaja tentang bagaimana ingin mengomunikasikan ide-ide tersebut. Hal ini seringkali menghasilkan tulisan yang lebih padat dan pada akhirnya membutuhkan lebih sedikit penyuntingan setelahnya.
Secara tidak langsung, kamu mulai terbiasa tanpa mengandalkan bantuan ChatGPT jika mencoba eksperimen ini. Terasa melelahkan, namun sebagai penulis sejati memang harus bisa bersikap bijak memanfaatkan kecanggihan teknologi yang ada.
Menulis bukan tentang siapa yang paling cepat, tapi siapa yang paling jujur dengan prosesnya. ChatGPT bisa sangat membantu, tapi kendali penuh tetap ada di tanganmu.
Dengan enam tips anti-mainstream di atas, tulisanmu akan lebih original, berkarakter, dan mudah dipahami pembaca. Jadi, yuk mulai belajar menulis dengan efektif tanpa harus bergantung pada ChatGPT terus-menerus!
Referensi:
Posting Komentar