Tips Memilih Penerbit Buku yang Tepat untuk Penulis Pemula
Konten Eksklusif
Masukkan username dan password untuk mengakses postingan ini:
Akses Dilindungi
Silakan bergabung ke Verified Member untuk membaca artikel premium seperti ini.
Gabung Sekarang![]() |
| ilustrasi penerbitan buku (freepik.com/senivpetro) |
Pada kesempatan ini, Kak Aziz akan membahas cara memilih penerbit buku yang tepat dengan membedah penerbit mayor, penerbit indie, dan self publishing secara lengkap. Pembahasan disusun agar mudah dipahami, detail, dan relevan dengan kondisi industri penerbitan saat ini. Yuk, simak.
1. Kenali Tujuan Menulismu Sejak Awal
Langkah pertama sebelum memilih penerbit adalah memahami tujuan menulismu secara jujur dan realistis. Apakah kamu ingin fokus pada prestise, distribusi luas, atau kebebasan penuh atas karyamu.
Tujuan ini akan sangat menentukan jenis penerbit yang paling cocok untukmu. Tanpa tujuan yang jelas, kamu berisiko kecewa meski bukumu berhasil terbit.
Tujuan menulis juga berkaitan erat dengan target pembaca dan rencana jangka panjang sebagai penulis. Karena itu, penting untuk menyesuaikan strategi penerbitan sejak awal.
2. Memahami Jenis Penerbit Buku di Indonesia
Sebelum mengirim naskah, penulis wajib memahami bahwa setiap jenis penerbit memiliki sistem yang berbeda. Perbedaan ini mencakup seleksi naskah, pembiayaan, distribusi, hingga royalti.
Secara umum, penerbit buku di Indonesia terbagi menjadi tiga: penerbit mayor, penerbit indie, dan self publishing. Masing-masing memiliki kelebihan dan kekurangan yang perlu dipertimbangkan dengan matang dan mantap.
Dengan memahami karakter tiap penerbit, kamu bisa menghindari kesalahan fatal seperti salah ekspektasi atau kerugian finansial. Nah, berikut rincian penjelasannya supaya kamu lebih mudah memahaminya.
a. Penerbit Mayor
Penerbit mayor adalah penerbit besar yang biasanya memiliki proses seleksi naskah sangat ketat. Tidak semua naskah akan diterima, meskipun kualitasnya cukup baik.
Kelebihan penerbit mayor adalah distribusi luas, reputasi kuat, dan minim biaya di awal. Penulis juga tidak perlu repot mengurus editing, desain, hingga pemasaran dasar.
Kalau kamu sering lihat buku-buku di gramedia, nah itu adalah buku yang terbit melalui jalur ini. Tapi, kalau distribusinya sudah luas akan sepi pembeli jika penulisnya enggan promosi.
Kekurangan penerbit mayor terletak pada proses yang lama dan kontrol penulis yang terbatas. Royalti relatif kecil dan penulis jarang terlibat dalam pengambilan keputusan penting.
b. Penerbit Indie
Penerbit indie berada di tengah antara penerbit mayor dan self publishing. Sistemnya lebih fleksibel dan peluang naskah diterima jauh lebih besar.
Kelebihan penerbit indie adalah komunikasi yang lebih terbuka dan proses terbit yang relatif cepat. Penulis pemula biasanya lebih mudah masuk ke kategori ini.
Eh, meskipun buku yang terbit di jalur ini tidak disebarluaskan ke toko buku, bukan berarti jelek. Kalau mau semangat promosi tetap ada yang membelinya, kok.
Kekurangannya, sebagian penerbit indie meminta biaya awal dan distribusinya terbatas. Kualitas layanan juga sangat bergantung pada profesionalitas penerbit tersebut. Jadi, tetap harus mengikuti rekam jejak mereka sebelum meyakinkan bekerjasama, ya.
c. Self Publishing
Self publishing berarti penulis menerbitkan bukunya secara mandiri tanpa penerbit konvensional. Semua keputusan ada di tangan penulis sepenuhnya.
Kelebihannya, penulis bebas menentukan konsep, harga, hingga strategi pemasaran. Potensi keuntungan juga bisa lebih besar jika pemasaran berjalan baik.
Nah, meskipun jalur ini penuh effort yang tidak main-main, entah mengapa masih jadi favorit Kak Aziz ketika menerbitkan buku. Rasanya seperti simulasi menjadi seorang pengusaha tapi ini di bidang kepenulisan, istilah yang tepat adalah writerpreneur.
Kekurangannya, seluruh biaya dan risiko ditanggung sendiri. Penulis juga harus memiliki pemahaman dasar tentang editing, desain, dan distribusi.
Tapi, mental menerbitkan buku dengan cara ini harus benar-benar tangguh. Karena harus bekerjasama dengan lebih banyak pihak dan skill komunikasi ataupun memimpin akan sangat dibutuhkan.
3. Sesuaikan Genre dan Karakter Naskah
Setiap penerbit memiliki fokus genre dan segmentasi pembaca yang berbeda. Karena itu, penting untuk memastikan naskahmu sesuai dengan katalog penerbit yang dituju.
Mengirim naskah ke penerbit yang tidak sesuai genre hanya akan membuang waktu. Penolakan bukan selalu soal kualitas, tapi sering kali karena ketidaksesuaian pasar.
Sebelum mengirim naskah, luangkan waktu untuk mempelajari buku-buku yang sudah diterbitkan oleh penerbit tersebut.
4. Periksa Reputasi dan Kredibilitas Penerbit
Reputasi penerbit bisa ditelusuri melalui media sosial, website resmi, dan testimoni penulis lain. Informasi ini penting untuk menghindari penerbit abal-abal.
Penerbit yang profesional biasanya transparan soal sistem kerja dan kontrak. Mereka juga memiliki rekam jejak yang bisa diverifikasi.
Jangan ragu bertanya langsung kepada penulis yang pernah bekerja sama dengan penerbit tersebut. Pengalaman mereka sering kali jauh lebih jujur daripada iklan yang berseliweran.
5. Pahami Sistem Biaya dan Royalti
Setiap penerbit memiliki skema biaya dan royalti yang berbeda. Penulis wajib memahami detail ini sebelum menandatangani kontrak.
Pada penerbit mayor, penulis umumnya tidak mengeluarkan biaya tetapi mendapat royalti kecil jika dibandingkan dengan dua jalur lainnya (dalam artian royalti perbuku). Di penerbit indie dan self publishing, biaya awal sering kali lebih besar dengan pembagian keuntungan yang berbeda.
Pastikan semua kesepakatan tertulis jelas agar tidak menimbulkan konflik di kemudian hari. Biasanya yang cukup rumit adalah sistem kontrak mayor, karena seringkali cetak dalam jumlah banyak sekaligus berdasarkan pertimbangan penerbit dan potensi penjualan di pasar.
6. Jangan Abaikan Kontrak Penerbitan
Kontrak adalah dokumen hukum yang mengikat penulis dan penerbit. Membacanya dengan teliti adalah kewajiban, bukan formalitas.
Perhatikan durasi kontrak, hak cipta, pembagian royalti, dan sistem cetak ulang. Banyak penulis pemula yang dirugikan karena mengabaikan bagian ini.
Jika ada poin yang tidak dipahami, jangan ragu untuk bertanya atau meminta revisi sebelum menyetujui kontrak. Ingat, tulisan dan karyamu itu berharga, jangan hanya gegabah ingin jadi buku kamu buru-buru dan melewatkan hal penting lainnya.
Memilih penerbit buku bukan soal cepat terbit, melainkan soal strategi jangka panjang sebagai penulis. Keputusan yang tepat akan membantu karyamu tumbuh dan menemukan pembaca yang sesuai.
Dengan memahami perbedaan penerbit mayor, indie, dan self publishing, kamu bisa menentukan jalur yang paling realistis dan menguntungkan. Menjadi penulis bukan hanya soal menulis, tetapi juga tentang mengambil keputusan yang cerdas.
Nah, kamu mau terbit di jalur mana? Atau masih sedang menyelesaikan naskah, nih? Kamu bisa juga konsultasi di Komunitas Ufuk Literasi jika ingin belajar lebih detail seputar penulisan buku sampai menerbitkannya.

Sejauh ini, penerbit yang saya incar adalah Penerbit Buku Abdi melalui jalur mayor. Pertimbangannya, saya pernah mereview salah satu buku terbitan Buku Abdi berjudul Privilege Is You karya Bagus Riyantiarno Putra.
Untuk buku kumpulan puisi, saya masih mempertimbangkan akan dibawa ke penerbit mana, karena genre ini relatif jarang. Ke depannya, jumlah karya juga kemungkinan akan bertambah. Adapun target cetakan pertama, saya memperkirakan berada di kisaran 250–300 eksemplar.
Sekali lagi, terima kasih banyak, Kak Aziz, atas kesempatan yang diberikan.
Materinya sungguh bermanfaat, kak
Wahh materinya baguss sekali ada beberapa hal yang sering kali di sepelekan, dan tidak terpikirkan karena terlalu buru-buru atau bahkan excited, jikalau sudah mengenai buku yang akan di terbitkan terima kasih yaa!!
Dalam waktu dekat ini insya allah saya akan menerbitkan naskah fiksi yang judulnya masih rahasia, sudah lama terbengkalai di draf karena rasa percaya diri yang belum muncul ituu, dan juga karena beberapa bulan terakhir di tahun ini lagi seneng buat-buat puisi jadi ada kepikiran mau nyoba untuk nerbitin sekumpulan puisi gitu.
Jikalau berbicara tentang penerbit tentunya saya punya penerbit mayor incaran yaitu Bentang Pusaka, karena penerbit Bentang Pusaka ini banyak menerbitkan buku buku popular seperti buku "Laskar Pelangi karya Andrea Hirata" dan harapanku bisa tercapai semoga.
Tapii jikalau untuk naskah fiksi dan puisi yang sudah rampung sepertinya saya akan memilih salah satu penerbit Self Publishing terlebih dahulu karena belum sampai sana rasa percaya diriku untuk mengajukan naskah ke penerbit mayor.
Begitulah rencana di awal tahun nantii, terima kasih ya Kak Aziz telah memberikan kesempatan untuk menuangkan pemikiran dan telah memberikan Ilmu yang sangat bermanfaat dan jarang terpikirkan.
Sejujurnya saya ini benar-benar penulis pemula, saya belum pernah mencetak buku pertama saya, cuma ada buku antologi cerpen, itupun ikutan event menulis ufuk literasi. Saya pun masih belum punya portofolio menulis yang dalam waktu dekat bisa dicetak. Harapan saya setelah ikut kelas ini, akan banyak portofolio saya sehingga suatu hari bisa dicetak. Bayangannya sih ingin self publishing di ufuk media. Karena ini yang paling saya kenal. Adapun target cetakan pertama 300 eksemplar.
Yang sedang saya usahakan saat ini adalah ingin menerbitkan tulisan di idn times, medium, dan mulai menulis karya fiksi untuk kemudian bisa dipublikasikan. Trimakasih kak Aziz.
Harapan saya dapat menerbitkan di penerbit mayor seperti Gramedia Pustaka Utama. Rasanya, seperti terlalu muluk, ya, tapi setiap kita boleh memiliki impian, 'kan? Kalau ditanya alasan, sebab buku-buku terbitan GPU yang sering menemani saya dari berbagai fase kehidupan. Ada sisi nostalgic tersendiri hehe ... Untuk target cetakan pertama 100 eksemplar.
Terima kasih Kak Aziz telah memberikan ruang bagi kami para penulis pemula untuk berani merencanakan apa yang sebelumnya masih ragu-ragu untuk diutarakan.
Jujur aku masih dalam proses merangkak menulis, meski terkadang tertatih, karena pusing memilih kata yang tepat merepresentasikan sesuatu hehe.
Setelah membaca materi ini, insyaallah jika ada kesempatan aku berniat untuk menerbitkan karya pertamaku di penerbit indi. Dengan pertimbangan biaya, dan tingkat kesulitan kekompetitifan naskah.
Saat ini akimasih terpaku pada tujuan menulis, semoga aku lekas pergi hehe. Terimakasih juga untuk kalimat semangat yang tak terkira jumlahnya 🔥
Untuk kedepannya saya berencana untuk belajar menulis di medium terlebih dahulu kak. Sesuai saran kak Aziz. Karena saya harus memperbaiki kualitas pengolahan kata terlebih dahulu dan melatih skill menulisnya.
Tentunya dengan materi yang kak Aziz berikan selama ini sangat membuka pola fikir saya tentang kepenulisan. Selain menjadi kegiatan baru. Menulis juga secara tidak langsung membangun mimpi saya semasa kecil karena suka menulis di buku diary.
Harapan saya untuk terus belajar menulis karena ingin setiap kisah yang saya bagikan bermanfaat dan menjadi teman perjalanan saya beberapa tahun ke depan. Tentu dengan berbagi pengalaman dan berbagai pengalaman hidup lainnya.
Saat ini masih riset dan nentuin tujuan, niche, target pembaca, dll. Jika nanti insyaallah diberi kesempatan untuk terbit, amiin. Terutama penerbit indi kayak Ufuk Literasi wkwk.
Untuk judul karya masih fluktuatif banget kak, karena susah banget nentuin headline yang benar benar mewakili keseluruhan teks.
Terimakasih untuk insight dan pemahaman mendalamnya kak, terimakasih pula untuk kata 'semangat' yang tak terhitung jumlahnya 🔥
Rencananya jika menerbitkan karya nanti tentang Quotes, dan cerita anak-anak. Kebetulan naskahnya masih terbengkalai karena ada satu dari lain hal, judulnya masih secret. Kenapa self-publish karena sambilan jualan di TikTok shop atau shopee gituuu. Jualannya sambilan membaca buku seperti bang Reza telusur sejati menarik dan keren cara promosinya. Insyaallah bisa tembus 500 pembeli di cetakan pertama. Aamiin🤲🏻 Semangat!🔥
Walau dalam waktu dekat belum ada rencana nerbitin buku, kedepannya ingin bikin buku tentang pengembangan diri dengan penerbit Gradien Mediatama dan kumpulan cerpen oleh penerbit Deepublish. InsyaAllah cetakan pertama bisa tembus 200-500 pembeli. Aamiin.
Rencana saya dalam waktu dekat belum ada sampai menerbitkan buku, karena bagi saya itu rencana yang terlalu besar dan sulit untuk dilakukan. Tapi tentunya sebagai seorang penulis, saya tetap memiliki cita-cita besar tersebut, sama seperti penulis pada umumnya. Saya pernah mempunyai keinginan untuk menerbitkan buku mengenai self-growth. Karena bagi saya, untuk berkembang seseorang selalu membutuhkan teman yang memahami kondisi mereka yang kesepian. Nah, saya ingin memberikan kondisi yang relate dengan pembaca, serta memberikan solusi apa saja yang harus dilakukan.
Tetapi karena hal tersebut membutuhkan riset yang tentunya tidak sebentar, serta membutuhkan waktu yang panjang. Saya lebih memilih dalam waktu dekat ingin konsisten untuk rutin menulis dan mengirim artikel ilmiah populer di IDN Times, dan Medium. Semoga sebelum tahun 2025 berakhir, artikel yang saya tulis bisa tembus di IDN Times.
Nama: Putri Melati
Sudah banyak tulisan saya baik berupa puisi, cerpen, opini, cerbung, atau catatan perjalanan, tapi saya belum memiliki buku solo. Rencana ingin menerbitkan buku di tahun depan.
Naskah yang ingin saya terbitkan tentang opini, agar menjadi refleksi bagi saya dan jejak pemikiran. Mungkin judul yang saya pilih adalah: Jejak Pikiran.
Jalur yang saya pilih adalah Indie. Nama penerbit impian adalah KMO Publishing, karena banyak menerbitkan buku-buku penulis ternama seperti Asma Nadia, Ustaz Arafat, Tendi Murti, dan Dewa Eka Prayoga.
Target penjualan sebagai awal, mungkin 100 eksemplar dulu.
Kalau melihat kondisi naskahku yang baru di-outline dan target pembacanya adalah khusus perempuan dewasa, aku merasa cocok untuk mulai dengan jalur penerbit indie seperti Indscript Creative.
Untuk saat ini, bagiku penerbit indie cukup realistis untuk belajar proses penerbitan sambil bertumbuh sebagai penulis. Materi ini membantuku dalam menentukan langkah dan tidak hanya sekadar ingin cepat menerbitkan buku.
Terima kasih banyak Kak, sudah berbagi ilmunya 🙏✨
Nama: Putri Melati
Sudah banyak tulisan saya baik berupa puisi, cerpen, opini, cerbung, atau catatan perjalanan, tapi saya belum memiliki buku solo. Rencana ingin menerbitkan buku di tahun depan.
Naskah yang ingin saya terbitkan tentang opini, agar menjadi refleksi bagi saya dan jejak pemikiran. Mungkin judul yang saya pilih adalah: Jejak Pikiran.
Jalur yang saya pilih adalah Indie. Nama penerbit impian adalah KMO Publishing, karena banyak menerbitkan buku-buku penulis ternama seperti Asma Nadia, Ustaz Arafat, Tendi Murti, dan Dewa Eka Prayoga.
Target penjualan sebagai awal, mungkin 100 eksemplar dulu.
Terima kasih atas materinya tentang penerbitan buku, membantu saya yang masih pemula menambah wawasan sekali lagi di dunia kepenulisan.
Sejujurnya saya belum ada bayangan untuk menerbitkan buku, karena saya masih berusaha memperbaiki skill menulis saya dan juga konsistensi menulis setiap harinya. Jadi rencana saya kedepan adalah berusaha terus menulis dan menulis atau membangun kebiasaan menulis. Kemudian kedepannya kalau saya sudah terbiasa menulis baru saya akan memikirkan untuk menerbitkan buku atau sebuah karya. Nantinya kalau sudah selesai naskahnya, kemudian perlahan bertahap memilih penerbit buku dari yang self publishing, penerbit indie sampai penerbit mayor.
Sebenarnya saya pernah menerbitkan sebuah buku yang berisi tentang penilitian saya sewaktu kuliah yang dicetak sendiri oleh Fakultas lalu kemudian hanya dipajang di Perpustakaan dan dibaca oleh beberapa mahasiswa untuk dijadikan referensi. Kemudian sampai saat ini, saya memang ada banyak draft tulisan yang tidak kunjung kelar. Mengingat karakteristik tulisan saya yang by data dan pengalaman, saya rasa Lentera Hati atau Shira Media adalah penerbit yang cocok dengan karakter tulisan saya jika nanti saya selesai menulisnya, kemudian untuk target pertama pembelian buku bisa terjual 150-350 eksemplar.
Sekali lagi terima kasih Kak Aziz, atas materinya...
Halo kak Aziz. Sebelumnya saya ingin menguvapkan terimakasih atas materi yang telah diberikan. Jujur sebelumnya pemahaman saya mengenai penerbitan buku tidak sedalam in bahkan terkwsan sederhana. Tetapi setelah membaca dan mempelajari materi dari Kak Aziz saya paham masih banyak hal yang perlu dipelajari untuk menerbitkan buku.
Saya memang ada keinginan untuk menerbitkan buku, tetapi untuk saat ini sepertinya tidak dulu karena saya belum memiliki naskah yang selesai untuk diterbitkan. Sekarang saya masih fokus menyelesaikan tulisan saya di wattpad. Mungkin itu adalah karya saya kedepannya yang akan saya terbitkan.
Untuk target penerbitan saya juga masih belum ada, yang jelas saya ingin menerbitkan karya saya di tempat yang memiliki daya tarik tinggi sesuai genre yang saya tulis. Harapan saya kedepannya semoga karya saya bisa dinikmati banyak orang dan bisa berkembang lebih baik lagi.
Sekali lagi Terimakasih banyak atas materi malam ini kak aziz.
Terkait rencana menerbitkan buku, mungkin one day ya kak. Karena saat ini fokusku masih membangun kebiasaan menulis terlebih dahulu. Jadi, lebih banyak berkecimpung di tulisan digital dulu dan banyak berlatih lagi. Supaya bisa menghasilkan tulisan yang berkualitas.
Disamping itu, menulis masih jadi hal sampingan belum jadi fokus untuk menghasilkan juga. Jadi, lebih santai aku belajar dan berprosesnya.
Akhir kata, aku ucapkan terima kasih banyak kakak.. lewat jari jemari kak Aziz dalam merangkai tiap kata menjadi sebuah artikel itu, membuatku sangat terinspirasi bisa seperti kakak.
Wah materi ini menarik sekali. Dari sini aku tau, ternyata penting memilih dengan bijak penerbit mana yang akan menjadi tujuan akhir naskah kita.
Saat ini, aku nggak punya karya solo yang terbit. Baru ikut-ikut event antologi saja, kolaborasi dengan penulis lain. Masih pemula banget. Tapi, aku sedang “memaksa” diri untuk menulis naskah novel genre drama psikologis. Semoga segera rampung, karena … jujur proses penulisan jadi lama karena ada rasa nggak percaya diri di dalamnya. Belum lagi burn out dari pekerjaan utama, kadang bikin pikiran nggak fresh juga. Yah …. otw menyemangati diri sendiri 🫠
Karya solo pertama, targetku adalah penerbit indie atau self publish. Alasannya, karena keleluasaan saja sih. Untuk terbit di penerbit mana … sekarang lagi tertarik sama LovRinz Publishing, masih riset dulu. Jujur, karena belum pernah menerbitkan karya solo, jadi bingung kalau ditanya ekspektasi target terbit. Lima puluh eksemplar, maybe?
Bismillah ... setelah menyelesaikan naskahnya, aku ingin coba self-publishing. Dari tulisan dan pengalaman Kak Aziz, jalur itu tampaknya memang lebih nyaman. Penerbitnya Ufuk Media, karena sejauh ini yang paling terpercaya buatku pribadi. Selain itu, komunikasinya akan lebih leluasa karena owner-nya Kak Aziz sendiri. Jumlah cetakan pertamanya, 30 dulu. Nanti 50-100 eks. Bukan pesimis, tetapi jumlah itu—anggap saja seperti pemanasan, hehe.
Sekarang sedang persiapan amunisinya; gencar memperbaiki kualitas tulisan dan memulai promosi di media sosial. Semangat, semangat!
Jalur penerbitan indie di lovrinz karena proses cepat tanpa adanya seleksi, desain profesional (cover menarik, kertas premium), serta layanan lengkap seperti editing, ISBN resmi, dan promosi (video, flyer.
Dan juga penerbit detakpustaka karena fokus pada penerbitan dengan biaya terjangkau (sering kali berbasis paket untuk penulis), dan memproses naskah lebih cepat dengan cetakan yang disesuaikan kebutuhan. kalau target cetakan pertama 50 buku terlebih dahulu biar tahu apakah memang banyak yang minat atau tidak.
Tapi yang paling penting saat ini adalah semangat untuk tetap lanjut menulis dulu karena itu yang penting.
Rencananya aku ingin menerbitkan cerita bersambung menjadi novel tentang perjuangan menggapai mimpi dengan berbagai rintangannya, yang sedang berusaha untuk disusun dan dipublish di wattpad. Semoga bisa selesai naskahan di awal tahun 2026 nanti, teman-teman jangan lupa mampir ke wattpad dan instagramku dengan username @coretanwindaa, ya!
Target penerbit yang aku incar adalah black swan books, salah satu penerbit mayor. Agak muluk-muluk, ya. Tapi kan tidak ada yang mustahil, selama kita mau usaha, hehe. Do'akan aku kawan, untuk penerbitan dan penjualan pertama kisaran 100-250 eksemplar mungkin sudah terbilang banyak. Semoga bisa mencapainya, ya! Aamiin.
Sejauh ini saya masih awam sekali untuk berkeinginan menerbitkan buku. Di karenakan belum banyak yang saya tulis untuk dijadikan karya. Saya pernah mengikuti program menulis cerpen ataupun fiksi mini serta antologi yang diterbitkan bersama penulis kainnya.
Namun, jika saya suatu saat nanti bisa menerbitkan buku. Saya berkeinginan untuk menerbitkan buku yang mana isinya mengenai pengalaman hidup yang ditulis dengan bahasa sederhana serta memiliki banyak manfaat untuk pembaca. Saya ingin menerbitkan karya saya di penerbit mayor. Semoga harapan saya bisa terkabul ya aamiin ya Allah.
Kalau untuk menerbitkan buku saya pasti selalu ada keinginan kak. Mungkin belum dalam waktu dekat ini, tapi semoga secepatnya bisa terealisikan sebelum wisuda. Rencana saya mau menerbitkan buku self improvement yang berisi perjalanan hidup atau refleksi yang telah saya dapatkan selama ini. Harapannya semoga tulisan yang saya buat bisa bermanfaat bagi banyak orang dan tentunya sebagai pengingat diri pribadi.
Untuk target penerbit sebenarnya saya pasti menginginkan bisa terbit jalur mayor, tetapi mungkin sembari belajar dan bangun personal branding dengan lebih kuat saya lebih tertarik untuk mencoba self publish. Dan, semoga suatu saat nanti bisa berkolaborasi dengan Ufuk Literasi 😍
Sungguh memberi pencerahan besar bagi penulis pemula yang masih amatir seperti saya.
InsyaAllah, naskah buku pertama saya adalah nonfiksi, berupa biografi Guru saya sendiri, yang rencananya akan diterbitkan melalui Badan Usaha Milik Pondok (BUMP) Guru saya. Sebenarnya, saya sangat ingin buku pertama ini terbit di penerbit mayor. Bukan karena ambisi semata, tetapi karena naskah ini—menurut saya—bukan biografi pada umumnya. Ia tidak ditulis oleh orang dekat yang sudah punya nama besar, melainkan oleh murid dari kalangan orang awam seperti saya.
Buku ini mengusung tema cinta kepada Guru, tema yang sering kali masih dianggap tabu. Karena itu, di bab pertama saya menjelaskan terlebih dahulu: apa itu cinta dan apa saja jenis-jenisnya. Lalu, bagaimana seharusnya mencintai Guru dengan benar—agar tidak buta, tidak salah arah, dan tidak menjadi korban seperti gambaran “Walid” dalam serial Bid’ah dari Malaysia. Buku ini juga ingin mengajak pembaca, khususnya kaum awam seperti saya, untuk percaya bahwa kita bisa memiliki Guru dari kalangan ulama besar. Tidak ada yang mustahil jika kita yakin pada Kuasa-Nya, hanya perlu lebih peka membaca jalan-Nya.
Saya juga ingin menyampaikan pesan bahwa jangan pesimis hanya karena bukan lulusan pondok, merasa tidak bisa ngaji, lalu mengira tidak akan mendapatkan Guru yang baik. InsyaAllah, siapa pun yang terus mencari dan tidak putus asa di jalan-Nya, akan dipertemukan dengan Guru terbaik untuknya.
Jujur saja, saya masih insecure pol
Sering merasa tidak pantas menulis biografi Guru yang namanya sudah besar, sementara diri saya sendiri belum punya “nama”. Kadang muncul pertanyaan dalam hati: “Kamu ini siapa?” Apalagi ketika amal diri sendiri masih naik turun, rasanya belum layak menuliskan kisah ulama besar.
Perasaan saya benar-benar campur aduk. Maka dari itu, ikhtiar saya agar tidak malu-maluin Guru adalah dengan terus belajar: ikut kelas Kak Aziz, ikut kelas menulis lainnya, dan berusaha tetap menulis—meski belum konsisten setiap hari, belum rutin satu artikel, dan belum juga tembus media massa.
Selain itu, saya juga punya ikhtiar lain. Saya berharap sampul buku ini kelak dihiasi komentar dari orang-orang berpengaruh yang bersedia mereview karya saya. Proses menunggu review ini tentu panjang, karena saya tidak ingin memaksa mereka untuk cepat-cepat menyelesaikan bacaannya. Saya paham, orang-orang yang sudah punya nama besar pasti memiliki jadwal yang padat dan prioritas yang banyak.
Target saya sebenarnya akhir Desember ini semua bisa selesai. Namun jika belum memungkinkan, insyaAllah Januari—bertepatan dengan acara khataman Al-Qur’an di pondok Guru saya—buku ini bisa terbit. Aamiin, mohon doanya semua.
Sedikit saya spill, insyaAllah ada penulis berpengaruh yang akan mereview karya ini, di antaranya Kak Dika (Founder Impactful Writing) dan Teh Febrianti Almeera, penulis buku SIMI sekaligus Co-founder Sekolah Rumah Tangga dari Bandung.
Mohon doa dari Kak Aziz dan semuanya. Semoga kita semua selalu diberi kekuatan untuk senang dalam berproses, dan berhasil dengan versi terbaik diri kita masing-masing. Semoga setiap langkah dimudahkan dan diberkahi. Aamiin.
Semangat untuk kita semua.
Semangat terus berkarya.
Untuk jalur terbit, saya terpikirkan untuk self publish/jalur indie melalui LovRinz. Alasannya, karena saya sudah melihat Novel Zuriel yang merupakan cetakan dari LovRinz, dan menurut saya cukup bagus.
Saya sedikit tertarik pada jalur self publish karena memiliki hak dan kontrol penuh dalam proses, tapi untuk sekarang saya belum memiliki relasi yang banyak untuk menghandle tiap bagian dalam menerbitkan buku. Selain itu, saya ada keraguan karena sebagai penulis pemula dan menimbang resiko yang ada. Tapi, tidak menutup kemungkinan jalur indie juga memiliki resiko jika tidak memerhatikan kontrak, apalagi penerbitnya asal-asalan. Jadi, saya belum bisa memfikskan jalur mana yang akan saya pilih.
Untuk target cetak saat ini, mungkin karena ini karya pertama saya, saya mungkin akan mencetak dengan jumlah yang relatif sedikit terlebih dahulu, sembari menimbang apakah ada yang berminat membeli. Mungkin, paling banyak 20-30 cetakan. Itu yang bisa saya bagikan. Terima kasih banyak.
Sebelum saya membaca artikel ini rencana saya adalah bisa menerbitkan sebuah karya secepatnya, tapi setelah saya membaca materi yang kak Aziz bagikan, rencana saya berubah. Kenapa, saya berpikir menerbitkan sebuah buku/karya tidak cukup dengan ambisi dan rasa percaya diri yang tinggi. Perlu dibarengi dengan skill yang memadai, dan jujur saya masih kurang dalam skill kepenulisan.
Memang sekarang saya sudah memiliki angan-angan mau menulis apa kedepannya. Mungkin saat ini saya mengambil langkah mundur, agar kedepannya saya bisa berlari.
Jujur, saya masih kategori pemula walaupun sudah mulai tertarik dengan dunia kepenulisan sejak masih sekolah dasar. Dan belum pernah punya 1 karya pribadi dalam bentuk buku. Hanya punya 2 buku antologi dari pelatihan menulis waktu covid dan dari safari ramadhan Ufuk Literasi. Tapi suatu hari nanti, semoga impian punya karya bisa terwujud. Untuk jenis penerbit, masih belum terpikirkan. Tapi, tertarik ke jenis penerbit indie yang cocok buat pemula. Kalau mayor harus melewati seleksi yang ketat. Jadi untuk saat ini, masih ingin meningkatkan konsistensi menulis, dan setelahnya baru berpikir ke impian yang lebih besar lagi.
Sejujurnya saya belum memiliki rencana untuk menerbitkan buku dalam waktu dekat ini, karena tulisan-tulisan saya belum selesai sepenuhnya. Akan tetapi jika harus mengatakan penerbit impian saya maka ada 3 penerbit yang saya impikan bisa menerbitkan karya saya.
Yang pertama yaitu akad.id karena banyaknya karya-karya populer terbitan akad.id membuat saya ingin menerbitkan beberapa rancangan tulisan saya yang menurut saya sesuai dengan penerbit akad.
Yang kedua yaitu Bukune, karena penerbit ini mendukung kedekatan antara penulis dan pembaca, membuat saya terpikir kan terbit di penerbit ini.
Dan yang terakhir yaitu penerbit Mizan, saya merasa tulisan saya yang memiliki genre fantasi akan sangat baik apalagi terbit di Mizan. Terlebih penerbit Mizan banyak menerbitkan buku dengan genre fantasi dan novel terjemahan dari berbagai negara dengan genre serupa.
Untuk target cetakan pertama jujur saya belum memikirkan sejauh itu, karena seperti yang saya bilang bahwa tulisan saya belum selesai dan publish di platform manapun, sehingga saya belum benar-benar memiliki target untuk cetakan pertama saya.
Sekali lagi terima kasih banyak kaka Aziz untuk materinya❤❤
Oh ya, materinya sangat membantu. Bisa jadi bacaan bagi yang ingin menerbitkan buku, apalagi pemula seperti saya.
Sementara itu, saya punya rencana dalam waktu dekat (insyaallah) untuk menggarap novel baru dengan genre romance-religi atau teenlit-thriller, antara keduanya. Masih bingung soalnya.
Sedangkan harapannya garapan saya itu bisa terbit di penerbit Gramedia Pustaka Utama. Semoga tercapai, amiin.
Terima kasih, kak Aziz. Materinya mantap!
Sejujurnya dari beberapa tahun lalu sudah ada keinginan untuk menulis sebuah buku secara mandiri,namun ketidak percayaan diri dan kurang konsisten dalam menulislah yang membuat semua itu hanyalah mimi dan wacana.
Akhirnya dengan mencoba menguatkan tekad, beberapa kali mengikuti kegiatan menulis buku antologi yg diadakan oleh sebuah penerbit indie, dan dimulai dgn bismillah melalui program ini besar harapan terwujud impian menghasilkan sebuah buku sendiri meskipun masih dgn target penerbit indie dulu.
mudah-mudahan dengan muncul buku pertama, akan menyusul buku-buku selanjutnya.
Kalau untuk yang mau aku selesaikan dulu sudah pasti novel (fiksi dong berarti hehe), tetapi memang entah mengapa masih banyak yang perlu aku sunting lagi. Kalau untuk penerbit impian masih lumayan bingung kalau memang novel pertamaku ini mau aku terbitkan (sebnernya masih mau aku publish dulu di wattpad sebaai percobaan segmen pembaca). Tapi, sejauh ini ada 4 penerbit yang emang aku amati terus-terusan (kalau mayor aku rasa masih gambling banget sama kredibilitas dan keinginan penerbit ini sama nggak sama segmen pembacaku. Yang masih aku belum takar itu memang jumlah penjualan buku aja sih buat targetnya. ,arena dari akupun masih agak bingung-bingung gitu, Kak